Sabtu 30 Dec 2023 14:47 WIB

Kemenag Dorong Majelis Taklim dan Penyuluh Agama Sinergi Bina Umat 

Penyuluh agama dan majelis taklim adalah dua entitas yang sangat sentral perannya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Gita Amanda
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mendorong Kelompok Kerja (Pokja) Majelis Taklim dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) untuk bersinergi membina umat. (ilustrasi)
Foto: Dok. Bimas Islam
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mendorong Kelompok Kerja (Pokja) Majelis Taklim dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) untuk bersinergi membina umat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Kamaruddin Amin mendorong Kelompok Kerja (Pokja) Majelis Taklim dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) untuk bersinergi membina umat dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. 

"Kita berharap Pokja ini nanti bersama IPARI, bersama Kementerian agama bersinergi, berkolaborasi meningkatkan kualitas beragama," ujar Kamaruddin saat samburan dalam kegiatan Serap Aspirasi Lembaga Keagamaan yang bertajuk "Meneguhkan Semangat Moderasi Beragama, Mengangkat Martabat Manusia" di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (29/12/2023) lalu.

Baca Juga

Kamaruddin mengatakan, penyuluh agama dan majelis taklim adalah dua entitas yang sangat sentral perannya dalam masyarakat. Beberapa penelitian di Litbang Kemeneg ditemukan bahwa diseminasi pemahaman keagamaan atau peningkatan literasi keagamaan di masyarakat bersumber dari majelis taklim. 

“Hari ini sangat bersejarah bagi Indonesia dalam konteks penyiaran agama Islam, karena mengukuhkan Pokja Majelis Taklim sebagai organisasi yang sangat penting dan strategis yang langsung berurusan dengan masyarakat kita,” ucap dia usai mengukuhkan Pengurus Pusat Pokja Majelis Taklim 2023-2024. 

Dia melanjutkan, ada sebanyak 97 ribu majelis taklim yang tersebar di seluruh Indonesia. Pihaknya berharap, pengurus Pokja yang resmi dilantik dapat mengkoordinasikan, menyinergikan dan mengorkestrasikan aktivitas kegiatan produktif untuk majelis taklim kegiatan nasional.

“Majelis taklim dan penyuluh agama dapat bersinergi. Tugas kami adalah mendukung, memfasilitasi, dan mengafirmasi peningkatan kapasitas. Kita harus bersama-sama. Kemenag tidak bisa sendirian,” kata Guru Besar UIN Alaudin Makassar ini. 

“Program sebagus apa pun dari Kemenag, kalau penyuluh agama tidak melakukan ikhtiar sendiri untuk meningkatkan kapasitasnya tentu tidak akan maksimal. Tujuan kita adalah meningkatkan kualitas delivery pesan keagamaan di masyarakat,” jelas dia. 

Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi mengatakan IPARI dan Pokja Majelis Taklim selain akan melakukan gerakan bersama penguatan moderasi beragama, juga akan sekaligus penguatan bela negara. 

“Kita akan bersama Kementerian Pertahanan mendiskusikan tentang bagaimana format bela negara. Ini akan inline dengan kegiatan moderasi beragama dan kegiatan bela negara,” ujar Zayadi.

 “Di tahun-tahun akan datang kita akan memaksimalkan. Harapannya kita mempunyai komitmen semakin moderat dan semakin kuat pembelaan kita terhadap NKRI,” ucap dia. 

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ali Sibromalisi juga menyatakan akan terus berkomitmen untuk mendukung peran dan fungsi Majelis Taklim dan Penyuluh Agama melalui penguatan SDM agar semakin optimal dalam proses layanan keagamaan di masyarakat.

“Tantangan beragama di negeri kita semakin kompleks, maka harus ada pemetaan masalah prioritas, inovasi program, dan strategi efektif-efisien untuk implementasi layanan keagamaan,” ucap Ali yang di acara ini juga bertugas untuk membacakan SK Pokja Majelis Taklim tingkat pusat masa bakti 2023-2024.

Senada dengan Ali, Ketua Panitia kegiatan Serap Aspirasi Lembaga Keagamaan, Zaini Anton Riyadi, menyebut bahwa catatan-catan hasil diskusi panel berupa ide, gagasan, dan saran dari para penyuluh agama dan majelis taklim tersebut akan senantiasa dikawal sebagai dasar pertimbangan kebijakan regulasi dan program kerja. 

“Semoga hasil kegiatan ini dapat membuahkan kebijakan dan program yang akan mendukung bagi majelis taklim dan penyuluh agama yang selama ini berjasa dalam kehidupan beragama di masyarakat,” kata Anton.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement