Ahad 31 Dec 2023 06:08 WIB

Kabar dari Leiden: 'Membezuk Multatuli di Brussels

Kisah Multatuli yang terasing hidup di Brussels.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Prasasti tentang Multatuli.
Prasasti tentang Multatuli.

Oleh: DR Suryadi, Dosen Universitas Leiden, Belanda

Akhir minggu kemarin saya bersama keluarga ke Brussels lagi. Kota yang menjadi ‘ibukota’ Uni Eropa itu sudah beberapa kali kami kunjungi, tapi kami ingin ke sana lagi.

Seperti biasa, kalau kami berlibur, kami ingin menambah pengetahuan dan pengalaman, tidak sekadar hepi-hepi saja. Di Brussels (Bruxelles) kami mencoba menemukan situs sejarah yang terkait dengan Indonesia. Maka sampailah kami di Rue de La Montaigne 80. Kami juga mengunjungi tempat Bung Hatta dkk. menghadiri Konferensi Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial pada bulan Februari 1927. Mungkin nanti akan dibuat tulisan sendiri tentang itu.

Rue de La Montaigne 80 adalah sebuah jalan yang tidak jauh dari Bruxelles Centraal (Stasiun Kereta Api Pusat Brussels). Di sisi kanan jalan ini terletak St. Michael and St. Gudula Cathedral. Di akhir abad 19 jalan ini bernama Bergstraat 80.

Dulu, di Rue de La Montaigne 80 ini ada sebuah hotel kecil bernama Louche Brussels Bar. Di sinilah selama dua bulan (September-Oktober 1859) Multatuli (pseudonym Edward Douwes Dekker) menulis novel Max Havelaar yang kemudian sangat terkenal.

Dekker, mantan Resident Lebak yang kritis terhadap bosnya sendiri di Batavia, didepak dari jabatannya, lalu dipulangkan ke Belanda pada 1856. Di Amsterdam dia hidup dalam hujatan mata-mata dan kata-kata sinis para pendukung kolonialisme Belanda yang tentunya mayoritas dalam masyarakat Belanda waktu itu.

Dekker dipersekusi secara sosial dan ekonomi. Ia dan keluarganya hidup dalam keadaan serba kekurangan. Oleh karena itu dia kemudian ‘menyingkir’ ke Brussels, lalu ke Jerman, untuk menghindari kejaran debt collectors.


Dalam masa-masa sulit itulah Dekker kemudian ‘menyepi’ di Louche Brussels Bar yang beralamat di Bergstraat 80, Brussels (sekarang: Rue de La Montaihne 80). Selama dua bulan (September-Oktober 1859), Multatuli mulai menulis Max Havelaar di kamar hotel itu, meluahkan perasaan dan pikirannya tentang sisi-sisi gelap dan ironis kolonialisme Belanda di Indonesia.

Demikianlah, sejarah telah mencatat bahwa novel itu menjadi terkenal dan membuka mata orang Belanda tentang tindakan-tindakan buruk bangsa mereka di tanah jajajahannya di ‘Zamrud Khatulistiwa’, khususnya yang terkait dengan penanaman paksa dan perdagangan kopi.

Setahun kemudian (1869) Max Havelaar diterbitkan oleh penerbit de Ruyter di Amsterdam dalam 2 jilid. Dalam tahun-tahun dan dekade-dekade sesudahnya, novel tersebut mengalami cetak ulang berkali-kali.

Multatuli dan kisah penulisan Max Havelaar di Brussel di akhir 1859 itulah satu titik sejarah yang terkait dengan Indonesia yang ada di Brussels yang masih dapat dilacak hingga sekarang.

Pastikan bahwa jika Anda melancong ke Belgia/Brussels, jangan lupa mampir ke Rue de La Montaigne 80.

Brussels, Jumat 29 Desember 2023

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/258927/kabar-dari-leiden-membezuk-multatuli-di-brussels
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement