REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Raya Raya Al Jabbar tidak pernah sepi dari kunjungan jamaah. Menurut Wakil Sekretaris DKM Masjid Raya Al Jabbar Dewi Sartika, Masjid Raya Al Jabbar bukan hanya didatangi warga Jabar.
Pengunjungnya dari berbagai daerah di Indonesia. "Bahkan jamaah dari Asia Tenggara juga sudah mulai menjadikan Masjid Raya Al Jabbar sebagai destinasi wisata religi jika datang ke Bandung," ujar Dewi Sartika, Ahad (31/12/2023).
Menurutnya, kunjungan paling sedikit dalam sehari mencapai 5.000 jamaah dan terbanyak pernah mencapai 43 ribu dalam sehari. Namun, kalau dirata-rata, sebanyak 12 ribu jamaah datang setiap hari.
"Setahun yang datang lebih dari empat juta jamaah, terdata melalui CCTV. Tapi saya kira lebih dari itu," katanya.
Menurutnya, sebagian besar fasilitas di Masjid Raya Al Jabbar dibangun serba digital. Pengunjung akan tercatat secara otomatis melalui CCTV di dua jembatan panjang bagian selatan dan utara masjid.
"Ada CCTV yang dapat meng-capture lensa mata pengunjung sehingga bisa langsung menghitung. Kalau dirata-rata 12 ribuan jamaah datang setiap harinya," kata Dewi.
Ramainya kunjungan karena sejumlah fasilitas Masjid Raya Al Jabbar sudah mulai beroperasi, meski belum secara penuh. Misalnya, taman tematik Nabi Musa dengan perahu raksasanya, taman Nabi Daud dengan ikan pausnya atau Taman Nabi Adam. Lalu ada jogging track dan tentunya museum yang menceritakan sejarah perkembangan Islam.
"Terus memakmurkan masjid dengan memelihara dan menjaga Masjid Raya Al Jabbar. Sebab bukan hanya untuk kita saat ini, namun untuk anak dan cucuku kita," katanya.