REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Tenaga Kerja Lebanon Moustafa Bayram menyatakan negaranya siap menghadapi kemungkinan konflik militer dengan Israel setelah serangan Israel meluas ke wilayah perbatasan Israel-Lebanon. Bayram mengatakan keputusan akhir akan ditentukan di medan perang dan menegaskan Lebanon siap menghadapi perang apa pun yang melibatkan negaranya.
"Kami tidak menyerang siapa pun, namun kami berhak menjawab setiap agresi. Kami siap merespons semua agresi yang mungkin kami hadapi dan kami siap menghadapi perang apa pun yang terjadi," kata dia.
Bayram juga menepis ancaman Israel akan membunuh Sekjen Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, namun menandaskan Hizbullah menanggapi serius ancaman itu dann akan mengambil segala langkah guna melindungi para pemimpinnya. Pekan lalu Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengingatkan, serangan Israel terhadap negaranya akan memperparah konflik kawasan sehingga memicu perang yang menyeret seluruh kawasan.
Pasukan Israel dan Hizbullah hampir setiap hari baku tembak, sejak Israel melancarkan perang habis-habisan di Jalur Gaza mulai 7 Oktober lalu. Serangan Israel di Gaza kini juga memicu ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, karena baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah dilaporkan menjadi bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.