Ahad 31 Dec 2023 15:23 WIB

Balon Mata-Mata China Disebut Ada Kaitan dengan Penyedia Internet AS

Perusahaan internet AS menyediakan layanan agar balon China itu terus berkomunikasi.

Sebuah balon pengintai milik China yang dicurigai ditembak jatuh melayang di atas wilayah Samudra Atlantik di lepas pantai Carolina Selatan, Sabtu, (4/2/2023). REUTERS/Randall Hill
Foto: REUTERS/Randall Hill
Sebuah balon pengintai milik China yang dicurigai ditembak jatuh melayang di atas wilayah Samudra Atlantik di lepas pantai Carolina Selatan, Sabtu, (4/2/2023). REUTERS/Randall Hill

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Amerika Serikat (AS) menuding pesawat mata-mata China yang melintas di atas AS awal tahun ini berkomunikasi dengan China melalui layanan penyedia internet yang berbasis di AS. Seorang pejabat intelijen AS yang tak ingin disebutkan namanya menduga bahwa, berdasarkan penyelidikan, sebuah perusahaan internet AS menyediakan layanan agar balon China itu terus berkomunikasi, sebut NBC News pada Jumat.

Pejabat itu melaporkan bahwa perusahaan internet tersebut digunakan untuk mengirim dan menerima informasi dari China melalui balon tersebut. Dalam penyelidikan internal, perusahaan yang namanya tidak disebutkan dengan alasan keamanan itu menyatakan tak ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

Baca Juga

“Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, pesawat tersebut, yang digunakan untuk penelitian meteorologi, secara tidak sengaja melayang di atas AS karena arah angin barat dan kemampuan kemudi mandiri yang terbatas,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington.

Pada 3 Februari, Pentagon melaporkan bahwa balon intelijen di atas ketinggian milik China terbang di atas benua AS dan melewati fasilitas-fasilitas militer yang sensitif, termasuk depot-depot hulu ledak nuklir dan rudal jarak jauh di negara bagian Montana.

China mengungkapkan balon tersebut wahana sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi yang tak sengaja melayang masuk  wilayah udara AS akibat kurangnya kemampuan kendali, gara-gara angin.

Penjelasan Beijing tidak memuaskan Washington. Pada 4 Februari, ketika  berada di atas Samudera Atlantik, balon itu ditembak oleh pesawat militer AS di atas perairan teritorial Amerika, atas perintah Presiden Joe Biden.

China kemudian memprotes AS karena "menggunakan kekuatan untuk mengatasi wahana udara sipil tanpa awak". 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement