Oleh: Dr Rusdian Lubis, Dosen SBM ITB, Profesional Senior Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup, dan Penulis Senior
Kemarin saya baca lagi Ramayana asli karangan Valmiki. Seperti kisah epos lainnya : Mahabharata, the Iliad, Ragnarok, San Guo, La Galigo, Ramayana berakhir dengan kehancuran, kematian dan kebinasaan.
Pada bab terakhir : Uttarakanda, satu persatu para satria perkasa: Sugriva, Laksmana, Sathrugna, Bharata pergi ke Sungai Sarayu (sungai gaib yang namanya dipakai oleh Kali Serayu, Banyumas) untuk menerima kematian, mokhsa. Kecuali Hanuman yang diberi umur amat panjang.
Sita yang cantik (dan bikin masalah) kembali ke asalnya, ditelan bumi; seperti Dewi Proserpine, anak Dewi Ceres dalam Greek Mythology.
Akhirnya, Batara Kala, pemusnah semua yang hidup menyaru sebagai seorang pendeta menemui dan meminta Rama untuk meninggalkan kerajaan, kekuasaan dan kekayaannya. Rama mokhsa dan nanti akan kembali pada penitisan selanjutnya.
Surah At Rachman 26-27.
kullu man 'alaihā fān
Semua yang ada di bumi itu akan binasa
wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām
tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, tetap kekal.