REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok Houthi, mengaku kehilangan 10 laskar setelah kapal tempur milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menggempur kapal-kapal Houthi di Laut Merah ketika tengah berusaha membajak sebuah kapal dagang di perairan internasional. Xinhua melaporkan, juru bicara Houthi Yahya Sarea menyebut, pasukan AS menyerang tiga kapal Houthi.
Sarea menjelaskan, laskar-laskar Houthi saat itu sedang menjalankan apa yang disebutnya "tugas kemanusiaan dan moral dengan mencegah kapal-kapal Israel melalui Laut Merah". Sarea menyebut langkah itu sebagai unjuk solidaritas dan dukungan kepada rakyat Palestina.
Dia juga menuding AS melakukan kejahatan dan menandaskan insiden ini tak akan menghentikan operasi Houthi di Laut Merah. "Manuver militer (Amerika Serikat) di Laut Merah demi melindungi kapal-kapal Israel tak akan menghalangi Yaman untuk terus melakukan tugas kemanusiaan dalam rangka mendukung Palestina dan Gaza," kata Sarea.
Dia mengakui Houthi menyerang kapal kargo itu dengan rudal tanpa menjelaskan apakah rudal itu mengenai sasarannya. Berbagai situs berita internasional, termasuk The Hill, sebelumnya melaporkan bahwa wahana-wahana tempur Angkatan Laut Amerika Serikat telah menenggelamkan tiga kapal Houthi di Laut Merah.
Sejumlah helikopter dari kapal induk USS Eisenhower dan kapal perang USS Gravely menjawab permintaan bantuan dari kapal kontainer Maersk Hangzhao. Kapal kargo ini sudah dua kali meminta bantuan dalam kurang dari 24 jam akibat diserang empat kapal Houti, kata Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM). CENTCOM menyebutkan kapal-kapal Houthi itu menembaki Maersk Hangzhao dan berusaha menaikinya setelah berada dalam jarak 20 meter dari kapal kontainer tersebut.