REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan kepada umat manusia agar beriman kepada hari kiamat. Dalam Alquran dan hadits sering disebut dengan hari akhir.
Penyebutan tersebut mengisyaratkan kiamat terkait erat dengan saat-saat terakhir alam semesta dan kehidupan makhluk. Kiamat adalah sebuah fenomena logis dari keberadaan semua yang ada di alam semesta. Dalam Alquran dan hadits, penjelasan tentang kiamat atau hari akhir sering dikaitkan dengan keimanan kepada Yang Maha Kuasa.
BACA JUGA: On This Day: 1 Januari 630, Nabi Muhammad SAW Taklukkan Makkah tanpa Pertumpahan Darah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kiamat diartikan sebagai berikut. Pertama, hari kebangkitan setelah mati (orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya. Kedua, hari akhir zaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap). Ketiga, celaka sekali, bencana besar, rusak binasa. Keempat, berakhir dan tidak muncul lagi.
Alquran menjelaskan kondisi bumi dan langit termasuk matahari dan bulan saat terjadi hari kiamat. Berikut ini dua ayat Alquran yang menjelaskan kondisi matahari di hari kiamat.
Keadaan Matahari Saat Hari Kiamat
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ
Apabila matahari digulung, (QS At-Takwir Ayat 1)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ
serta matahari dan bulan dikumpulkan, (QS Al-Qiyamah Ayat 9)
Ayat di atas menjelaskan “matahari digulung” bermakna matahari semakin meredup hingga kehilangan cahayanya. Hilangnya cahaya matahari bisa diakibatkan oleh debu yang menutupi angkasa, bisa juga akibat benturan benda jatuh antariksa.
Mengenai ayat yang berarti "matahari dan bulan dikumpulkan" mengindikasikan adanya evolusi matahari yang dipercepat. Sehingga matahari menjadi bintang raksasa merah yang mungkin mencaplok planet-planet di dekatnya, termasuk bulan dan bumi.
Sedangkan keadaan bulan...