REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris sedang bersiap melancarkan serangkaian serangan udara terhadap milisi Syiah Yaman, Houthi, yang tengah berusaha menargetkan kapal-kapal yang melewati Laut Merah, kata sebuah laporan media pada Ahad (31/12/2023).
Berdasarkan rencana itu, Inggris akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan mungkin negara-negara Eropa lainnya guna melancarkan serangan rudal terhadap target-target yang telah direncanakan sebelumnya, baik di laut maupun di daratan Yaman, tulis surat kabar Inggris, The Times.
Seorang sumber pemerintah Inggris mengatakan serangan terkoordinasi itu mungkin akan melibatkan pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Inggris (RAF) untuk pertama kalinya atau kapal perusak HMS Diamond. The Times melaporkan Inggris dan AS akan mengeluarkan “pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang akan "memperingatkan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal dagang atau menghadapi kekuatan militer Barat.
Pada Ahad, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menelepon timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengenai serangan Houthi di Laut Merah, yang menurut Cameron "mengancam kehidupan orang-orang tak berdosa dan perekonomian global." Secara terpisah, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan pada Ahad, bahwa serangan Houthi terhadap jalur kapal internasional di dan sekitar Laut Merah melonjak 500 persen.
"Ini sudah tak bisa diterima karena merugikan perdagangan dunia dengan cara menghalangi Kebebasan Navigasi di Laut secara ilegal. Serangan-serangan ini harus dihentikan,” tulisnya dalam X. Dia mengatakan, Houthi harus mengakhiri operasi ilegalnya terhadap kapal-kapal dagang dan segera menghentikan semua serangannya.
Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran itu kian meningkatkan keterlibatan mereka dalam konflik di Jalur Gaza dengan menyerang apa yang mereka sebut sebagai kapal-kapal yang sedang menuju Israel di Laut Merah bagian selatan. Mereka mengatakan serangan tersebut bertujuan mendukung rakyat Palestina yang sedang menghadapi “agresi dan blokade” Israel di Gaza.
Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. Menurut analisis Vortexa, terhitung sebanyak 8,2 juta barel per hari minyak mentah dan produk minyak juga melintasi Laut Merah selama Januari-November 2023.
Tahun ini, total 16,2 juta metrik ton (MMt) atau 51 persen perdagangan LNG, telah mengalir dari Cekungan Atlantik di timur melalui Terusan Suez. Sementara 15,7 MMt mengalir melalui kanal dari Cekungan Pasifik di barat.