REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor emeritus di University of Tokyo memberi peringatan guncangan kencang masih akan terus terjadi. Gempa susulan mungkin membawa risiko runtuhnya bangunan yang sebelumnya belum runtuh dalam gempa terakhir.
Hirata Naoshi, pakar mekanisme gempa, mengatakan masyarakat yang sudah mengevakuasi dirinya tidak boleh kembali ke rumahnya sampai peringatan waspada dicabut. Hirata mengatakan aktivitas seismik dalam kondisi sangat aktif di kawasan Noto, Prefektur Ishikawa, sejak Desember 2020.
Ia menekankan masih ada kemungkinan gempa yang lebih besar lagi muncul. Akibatnya tsunami yang sangat kencang bisa terjadi.
Dikutip dari laman NHK, Ahad (1/1/2024), pejabat di Japan Meteorological Agency Shimoyama Toshihiro mengatakan masyarakat yang berada di area pantai dan sungai yang sudah mendapat peringatan tsunami harus segera mengevakuasi ke tempat aman.
Shimoyama Toshihiro menggelar konferensi pers pukul 18.10 waktu setempat dan mengatakan gelombang tsunami masih terjadi. Masyarakat harus berada di area aman hingga peringatan dicabut.
Katanya, di area dengan guncangan gempa besar terdapat peningkatan risiko tanah longsor dan rumah roboh. Masyarakat dimintanya waspada akan gempa susulan dan hujan.
Dalam sepekan ke depan, masyarakat diperkirakan masih akan mengalami gempa hingga 7 skala richter. Terutama dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Pemerintah Jepang sudah mengeluarkan peringatan tsunami di Prefektur Ishikawa. Kota Wajima di Ishikawa diterpa tsunami setinggi 1,2 meter pada pukul 16.21 waktu setempat hari ini.
Kota Toyama yang prefekturnya bertetangga dengan Ishikawa juga mengalami tsunami setinggi 80 cm. Sedang Kota Kashiwazaki di Prefektur Niigata Prefecture hari ini mengalami tsunami setinggi 40 cm.