Selasa 02 Jan 2024 07:47 WIB

Dirut BSI Ungkap Tantangan Perbankan Syariah pada Tahun 2024

2024 diprediksi jadi tahun yang menantang seiring outlook perlambatan ekonomi global

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama BSI Hery Gunardi. Hery Gunardi mengungkapkan tantangan yang dihadapi pada 2024 adalah menyusun strategi mencari dana murah di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Foto: Dok Republika
Direktur Utama BSI Hery Gunardi. Hery Gunardi mengungkapkan tantangan yang dihadapi pada 2024 adalah menyusun strategi mencari dana murah di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi, mengungkapkan tantangan yang dihadapi pada 2024 adalah menyusun strategi mencari dana murah di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Hery mengatakan di tahun depan penghimpunan dana murah dilakukan dengan memperkuat sistem manajemen kas. Ia menyebut pihaknya sudah memiliki mesin sistem manajemen kas yang lebih baik dari yang dahulu.

"Bank harus pikirkan bagaimana mendorong dana murah. Pertama dari sisi tabungan, kemudian ritel dan juga kemampuan digitalisasi harus kuat," ujar Hery dikutip Senin (1/1/2024).

Baca Juga

Hery juga mengatakan, tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun yang menantang seiring outlook kondisi perekonomian global yang diproyeksi mengalami perlambatan dan berpengaruh ke kondisi perekonomian nasional.

“Tahun 2024 bukanlah tahun yang mudah untuk dilalui. Ancaman resesi global, tensi geopolitik, dan berbagai isu terkini masih akan begitu dinamis dan akan penuh kewaspadaan,” kata Hery.

Per kuartal III/2023, BSI berhasil mencetak laba sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen secara tahunan. Salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni komposisi DPK (Dana Pihak Ketiga) yang didominasi oleh dana murah. Hingga September, perhimpunan dana pihak ketiga mencapai Rp 262 triliun yang didominasi oleh komposisi tabungan sebesar Rp 115 triliun diikuti oleh deposito dan giro. 

Dana pihak ketiga tumbuh 6,91 persen year on year (yoy). Tabungan bisnis menjadi engine dengan pertumbuhan 134,41 persen. Artinya, preference masyarakat SES A (medium-high) di BSI cukup tinggi dan menjadi pilihan mereka untuk menyimpan uang dengan sistem keuangannya syariah.

Dari segmen pembiayaan tumbuh positif, sehat dengan kualitas terjaga. Hingga September 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 231,60 triliun dengan pertumbuhan 15,94 persen year on year. Pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp 117,90 triliun, korporasi sebesar Rp54,40 triliun, mikro sebesar Rp 21,50 triliun, SME Rp 18,6 triliun, dan komersial Rp 11,9 triliun.

Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023, pembiayaan berkelanjutan BSI mencapai Rp 53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp 43,4 triliun, disusul pertanian Rp 4,9 triliun, eco effisien produk Rp 3,3 triliun, energi terbarukan Rp 1,4 triliun dan proyek ecogreen Rp 600 miliar.

Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik. Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.

Hery berharap di tahun 2024, BSI selalu mendapatkan perlindungan, kemudahan, dan kemenangan dari Allah SWT. “Semoga Allah SWT melindungi kita semua serta memberikan berbagai kemudahan serta keberkahan bagi Bank Syariah Indonesia, yang ingin terbang lebih tinggi membawa kemaslahatan tidak hanya untuk umat di Indonesia tapi juga untuk dunia,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement