REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sulit melukiskan perasaan hancur para pemain tim nasional Palestinya menjelang putaran final Piala Asia 2023 di Qatar yang akan dimulai 12 Januari mendatang. Mereka bersiap menjalani turnamen bergengsi bagi negara Asia, tapi di sisi lain harus memikirkan nasib keluarganya yang tak menentu di tengah pembantaian Israel di Gaza.
Para pemain memiliki "perasaan cemas yang terus-menerus terhadap keluarga mereka," kata pelatih Palestina Makram Daboub. Sebab beberapa pemain telah kehilangan orang yang mereka cintai di daerah kantong yang dibombardir Israel, di mana stadion-stadion telah dihancurkan atau digunakan sebagai kuburan karena kurangnya pemakaman.
Dua pekan menjelang pertandingan pembuka Palestina di Piala Asia 2023 di Qatar, para pemain tim ini berjuang untuk fokus saat perang berkecamuk di Gaza yang terkepung, di mana puluhan ribu orang telah terbunuh dan terluka, dan jutaan orang tercerabut dari tempat tinggalnya akibat invasi Israel.
Beberapa pemain telah kehilangan orang yang mereka cintai dalam pemboman tanpa henti oleh Israel di wilayah yang terkepung tersebut.