Selasa 02 Jan 2024 14:00 WIB

Libya Pernah tak Sudi Lanjutkan Laga Melawan Timnas Indonesia Gara-Gara Pelatih Dipukul

Saat itu, insiden pemukulan terjadi pada tahun 2008.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ponaryo Astaman, salah satu anggota skuad timnas Indonesia melawan Libya pada tahun 2008.
Ponaryo Astaman, salah satu anggota skuad timnas Indonesia melawan Libya pada tahun 2008.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah yang sedikit kontroversial menandai perjumpaan tim nasional Indonesia kontra Libya di lapangan. Kedua tim tercatat sudah dua kali bertemu.

Pertama pada 1977. Saat itu Wakil Afrika membantai Pasukan Garuda, 4-0. Teranyar, kedua kubu berhadapan di Piala Kemerdekaan 2008.

Baca Juga

Indonesia dan Libya jumpa di final. Laga berlangsung pada 29 Agustus 2008. Mendiang pelatih Benny Dolo menurunkan sejumlah andalannya. 

Ada Elie Aiboy, Ponaryo Astaman, Bambang Pamungkas. Kemudian Budi Sudarsono, Ismed Sofyan, hingga Charis Yulianto. Markus Horison di bawah mistar gawang.

Puluhan ribu penggemar memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Pada babak pertama Indonesia tertinggal lebih dahulu. Aksi Abdalla Mohamed di menit ke-14, merobek jala Markus.

Skor 1-0 untuk keunggulan Libya bertahan hingga turun minum. Kontroversi terjadi saat para pemain memasuki ruangan istirahat. Beredar kabar, salah seorang ofisial tim tuan rumah memukul pelatih tim tamu, Gamal Abdeen M Abu Nowara.

Wakil Afrika itu mengambil sikap untuk tidak melanjutkan pertandingan. Wasit Shahabuddin Moh Hamiddin menunggu hingga 15 menit babak kedua berjalan. Ketika tak ada perubahan, ia memutuskan Indonesia menang WO. Skor akhir 3-1.

Itulah sedikit cerita dari sejarah pertemuan Indonesia versus Libya. Setelah lebih dari satu dekade, kedua kubu akhirnya bertemu lagi. Tentu saja dengan nuansa dan gairah yang berbeda.

Uji coba kali ini, berlangsung dua kali. Pertama pada malam ini, Selasa (2/1/2023). Selanjutnya, sekitar tiga hari berselang.

Sejak penghujung bulan lalu, pasukan Garuda melakukan pemusatan latihan. Saatnya mereka mengukur bagaimana peningkatan kualitas tim. Kebetulan, calon lawan, berada di peringkat ke-120 FIFA. 

Sedikit lebih baik dari Indonesia yang masih tertahan di urutan ke-146. Tantangan nyata untuk Rizky Ridho dan rekan-rekan. STY memanggil 28 pemain. Baru 25 yang sudah bergabung. Tiga lainnya masih fokus bersama klub.

Ada Elkan Baggott, Justin Hubner, Sandy Walsh. Jadi duel di depan mata, sudah pasti tidak diperkuat Elkan dkk. Shayne Pattynama juga dipastikan absen. Pattynama mendadak pulang ke Belanda karena urusan keluarga. STY tetap memiliki amunisi yang cukup untuk diturunkan.

Laga yang sangat penting bagi Indonesia. Agenda besar menanti mereka. Partai ini sekaligus hiburan bagi penggemar di tanah air.

Bagaimana cara menyaksikan pertandingannya? Pertama melalui siaran langsung di Indosiar. Kedua lewat layanan streaming vidio.com.

Secara teknis, sudah pasti, ada banyak hal yang menjadi target STY lewat duel ini. Bukan sekadar perkara hasil akhir. Lebih dari itu, ia ingin melihat seberapa akurat pasukanya melakukan berbagai komposisi operan.

Terutama operan jarak dekat, alias umpan-umpan pendek. Itu menjadi fokus latihan mereka selama ini. Apa pun hasilnya, berguna sebagai bahan evaluasi.

Piala Asia 2023 berlangsung di Qatar pada 12 Januari-10 Februari 2024. Indonesia tergabung di Grup D bersama Jepang, Irak, serta Vietnam.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement