Selasa 02 Jan 2024 14:22 WIB

Benarkah Jilbab Jadi Penghalang Tumbuhnya Ekonomi Pariwisata di Bali?  

Tidak ada kolerasi antara penggunaan jilbab terhadap aktivitas pariwisata.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Pengunjung melihat produk jilbab di salah satu kios.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pengunjung melihat produk jilbab di salah satu kios.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mentakan, tidak ada korelasi atau hubungan apapun antara penggunaan pakaian tertentu (jilbab, misalnya) terhadap aktivitas pariwisata.

 “Saya melihat bahwa tidak ada kolerasi antara penggunaan pakaian tertentu terhadap aktivitas pariwisata. Menurut saya ini terlalu jauh untuk melihat kedua hal tersebut,” kata Andry saat dihubungi Republika, Selasa (2/1/2024).

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, Senator Bali Arya Wedakarna menjadi sorotan setelah viral potongan video dirinya yang menyinggung soal jilbab yang dikenakan Muslimah. Video tersebut menjadi kontroversial dan menuai kecaman dari warganet.

Dalam video itu, Arya mengatakan tidak ingin ada wanita di bagian frontline yang menggunakan penutup kepala. Dia ingin wanita yang ada di garis depan itu terbuka rambutnya, karena Bali bukanlah Timur Tengah.