REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin partai oposisi Korea Selatan (Korsel), Lee Jae-myung, ditikam di bagian leher saat sedang berbicara dengan awak media di sela-sela kunjungannya ke Busan, Selasa (2/1/2023). Akibat kejadian tersebut, Lee dilaporkan harus menjalani operasi di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul.
Lee, yang merupakan pemimpin Partai Demokrat, yakni partai oposisi utama di Korsel, ditikam di bagian kiri lehernya oleh seorang pria tak dikenal pada pukul 10.27 waktu setempat. Peristiwa itu terjadi saat Lee sedang mengunjungi lokasi pembangunan bandara baru di Pulau Gadeok Busan.
Sejumlah saksi mengatakan, pelaku penusukan berusia antara 60-an atau 70-an tahun. Dia menyusup dan menyamar sebagai pendukung agar dapat mendekat kepada Lee. Pelaku disebut sempat meminta tanda tangan di tengah kerumunan pendukung Lee dan awak media. Pada momen itu penikaman terjadi.
Pelaku dilaporkan menikam leher Lee dengan senjata tajam berukuran panjang kurang lebih 20-30 sentimeter. Personel polisi segera menangkap pelaku di lokasi kejadian, kemudian menahannya. Hingga berita ini ditulis, pelaku dilaporkan masih bungkam tentang identitasnya, termasuk motifnya melakukan penusukan terhadap Lee.
Pascapenikaman, Lee diterbangkan ke Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul untuk menjalani operasi. Partai Demokrat mengungkapkan, ada kekhawatiran Lee mengalami potensi pendarahan di sekitar vena jugularisnya. Partai Demokrat mengutuk penyerangan terhadap pemimpinnya. “Ini seharusnya tidak terjadi dalam keadaan apa pun,” ujar Juru Bicara Partai Demokrat Kwon Chil-seung kepada awak media yang berkumpul di depan Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap News Agency.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden yang menimpa Lee. Dia memerintahkan kepolisian Korsel segera mengusut dan menyelidiki kejadian tersebut.
Kepolisian Korsel telah mengumumkan pembentukan tim investigasi khusus di Busan untuk menyelidiki aksi penikaman terhadap Lee. “Perlindungan keamanan bagi personel kunci akan diperkuat untuk mencegah terjadinya insiden serupa,” ujar Ketua Kepolisian Nasional Korsel Komisaris Jenderal Yoon Hee-keun.