Rabu 03 Jan 2024 11:50 WIB

Wakil Ketuanya Terbunuh Serangan Israel, Hamas Bekukan Perundingan

Hamas telah mengonfirmasi tentang terbunuhnya Arouri akibat serangan drone Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Ambulans tiba di lokasi ledakan di distrik selatan Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Menurut media pemerintah Lebanon, sedikitnya enam orang tewas dalam ledakan tersebut.
Foto: EPA-EFE/ABBAS SALMAN
Ambulans tiba di lokasi ledakan di distrik selatan Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Menurut media pemerintah Lebanon, sedikitnya enam orang tewas dalam ledakan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas dilaporkan telah membekukan pembicaraan tentang gencatan senjata di Israel. Langkah itu diambil tak lama setelah beredarnya laporan tentang terbunuhnya Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri akibat serangan pesawat nirawak (drone) Israel ke kantor perwakilan Hamas di Beirut, Lebanon.

“Hamas mengatakan kepada mediator tentang keputusannya untuk membekukan semua diskusi mengenai gencatan senjata di Gaza atau pertukaran sandera dengan Israel,” kata seorang sumber Palestina, Selasa (2/1/2024), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Hamas telah mengonfirmasi tentang terbunuhnya Arouri akibat serangan drone Israel. Dua komandan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, turut terbunuh bersama Arouri. Arouri adalah pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh Israel sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Pada 29 Desember 2023 lalu, delegasi tingkat tinggi Hamas dilaporkan telah tiba di Kairo. Mereka hendak berpartisipasi dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel yang dimediasi Mesir. Selama ini pihak yang selalu memediasi negosiasi Israel-Hamas adalah Mesir dan Qatar.

Terkait perundingan dengan Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyampaikan saat ini pemerintahannya sedang menjalin kontak untuk membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas. “Kami masih dalam kontak sampai momen ini. Situasinya tidak dapat dijelaskan secara rinci, dan kami berupaya memulihkan semuanya,” kata Netanyahu dalam pertemuan dengan keluarga para sandera pada 28 Desember 2023 lalu, dikutip laman Middle East Monitor.

Netanyahu tak menjelaskan lebih detail tentang sifat kontak tersebut. Hingga saat ini Israel dan Hamas masih terlibat pertempuran cukup sengit di Gaza.

Lebih dari 22 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sementara korban luka melampaui 57 ribu orang.

Agresi Israel ke Gaza juga menyebabkan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur. Sementara hampir dua juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan menghadapi krisis pangan, air bersih, serta obat-obatan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement