Rabu 03 Jan 2024 13:00 WIB

Keajaiban Istighfar, Semua Keinginan Penjual Roti Dikabulkan Allah SWT

Istighfar merupakan ungkapan permohonan ampunan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Tobat lebih dari sekadar mengucapkan lafaz istighfar, tetapi menuntut persyaratan lebih banyak.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi/ca
Tobat lebih dari sekadar mengucapkan lafaz istighfar, tetapi menuntut persyaratan lebih banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah keajaiban istighfar ini telah masyhur diceritakan banyak ulama. Dikisahkan ada penjual roti yang semua keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT karena sering membaca istighfar yakni Astagfirullahaladzim. Tapi hanya ada satu keinginan si penjual roti yang belum dikabulkan Allah SWT.

Dikisahkan Imam Ahmad ibn Hanbal yang mengalami langsung keajaiban istighfar. Suatu hari di masa tuanya, Imam Ahmad ibn Hanbal ingin jalan-jalan ke luar kota.

Baca Juga

Imam Ahmad ibn Hanbal tidak tahu mengapa ingin sekali pergi ke kota Bashrah (kota di negara Irak sekarang). Sebab di sana tidak ada janji dan keperluan yang cukup mendesak.

Imam Ahmad ibn Hanbal sampai di kota itu ketika waktu sholat Isya tiba. Beliau pun ikut sholat berjamaah di sebuah masjid. Selesai sholat, ia beristirahat dan ingin merebahkan badan. Belum sampai tertidur di sana, seorang pekerja masjid mengusirnya.

Pekerja masjid (marbot), “Wahai orang tua (syekh), mengapa kamu tidur di sini?”

Rupanya marbot masjid itu tidak tahu jika orang yang ada di hadapannya adalah seorang ulama besar yang disegani. Namun, Imam Ahmad ibn Hanbal sendiri tidak memperkenalkan dirinya karena beliau rendah hati.

Padahal, hampir semua kalangan di dataran Irak tahu atau setidaknya pernah mendengar nama, Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama ahli hadits dan zahid.

Imam Ahmad ibn Hanbal menjawab kepada marbot masjid yang mengusirnya, "Izinkan saya istirahat di sini. Saya ini seorang musafir."

Marbot masjid itu menjawab tegas, “Tidak boleh. Orang tua tidak boleh tidur di masjid.”

Bukan hanya diusir dengan kata-kata, Imam Ahmad ibn Hanbal juga didorong-dorong oleh marbot itu agar keluar dari masjid. Setelah itu, marbot tersebut menutup dan mengunci pintu masjid.

Kemudian Imam Ahmad ibn Hanbal ingin tidur di teras masjid. Tapi, saat mengetahui Imam Ahmad ibn Hanbal yang sudah tua itu tidur di teras masjid, marbot masjid tersebut mengusirnya kembali. Dengan terpaksa Imam Ahmad ibn Hanbal keluar dari masjid tanpa tahu harus menginap di mana.

Pertemuan Penjual Roti dan Imam Ahmad 

Secara kebetulan di samping masjid ada seorang penjual roti. Rumahnya kecil, di rumah itu si pembuat roti membuat dan menjual rotinya. Penjual roti itu sedang membuat adonan.

Melihat dan mendengar ada orang tua yang diusir dari masjid, si penjual roti itu memanggil Imam Ahmad ibn Hanbal tanpa mengetahui siapa sebenarnya orang tua yang dipanggilnya, "Wahai orang tua, kamu boleh menginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil.”

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement