Rabu 03 Jan 2024 14:06 WIB

Jokowi Singgung Kepemimpinan 2024-2034 Kunci Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi mewanti-wanti Indonesia agar berhati-hati dalam memanfaatkan bonus demografi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Dok Muchlis Jr - Biro Pers Sekre
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan pentingnya kepemimpinan nasional pada 2024, 2029, juga 2034. Menurut dia, kepemimpinan nasional mendatang menjadi kunci utama bagi Indonesia untuk bisa melompat menjadi negara maju.

"Oleh sebab itu, saya berkali-kali menyampaikan betapa pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024 tahun 2029 dan tahun 2034. Karena di situ kunci menentukan negara ini bisa jadi negara maju atau tidak," kata Jokowi saat groundbreaking Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024).

Jokowi mengatakan, seorang pemimpin nasional harus mengetahui bagaimana membawa Indonesia menjadi negara maju. Karena itu, ia mewanti-wanti bangsa Indonesia agar berhati-hati dalam memanfaatkan bonus demografi pada 2030 mendatang.

"Sehingga saya sampaikan berhati-hati. Kita semuanya harus hati-hati karena ini kesempatan yang diberikan sekali dalam peradaban sebuah negara. Gerbangnya sudah keliatan. Tinggal buka dan ngisinya. Kalau buka dan ngisinya bener, tepat, itulah negara maju Indonesia yang kita mimpi-mimpikan akan bisa kita capai," ujar RI 1.

Jokowi menyampaikan, dalam peradaban sebuah negara hanya sekali mendapatkan bonus demografi. Jika bonus demografi bisa dimanfaatkan dengan baik, maka Indonesia pun bisa melompat menjadi negara yang lebih maju.

Dia pun kemudian mencontohkan beberapa negara di Amerika Latin sekitar tahun 1950-1970. Saat itu, mereka sudah menjadi negara berkembang. Namun hingga kini masih menjadi negara berkembang dan tidak bisa melompat menjadi negara maju.

"Kenapa? Karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu. Usia-usia produktif pada tahun itu," kata Jokowi.

Untuk mengelola bonus demografi tersebut, Jokowi menyampaikan pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci utama. "Oleh sebab itu, yang namanya future talent, kebutuhan talent mana yang harus kita butuhkan. Sehingga kesempatan itu hilang begitu saja. Kalau sudah hilang, nyari opportunity seperti itu sudah sangat sulit," ucapnya.

Jokowi pun meyakini, Universitas Muhammadiyah Purwokerto bisa menjadi bagian dalam pembangunan sumber daya manusia, baik dalam bidang keterampilan maupun pembangunan karakter. Dalam kesempatan itu, Jokowi melakukan peletakan batu pertama gedung UMP 13 lantai, yang merupakan tertinggi di Banyumas.

N Dessy Suciati Saputri

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement