Rabu 03 Jan 2024 15:50 WIB

Survei Polling Institute: Prabowo-Gibran Masih Unggul

Elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 itu berada di angka 46,2 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka masih berada di tingkat teratas dibandingkan dua pasangan calon lainnya. Berdasarkan hasil survei Polling Institute, elektabilitas pasangan calon nomor urut 2 itu berada di angka 46,2 persen.

Survei Polling Institute ini dilakukan pada 26-28 Desember 2023 dengan sampel sebanyak 1.246 responden. Survei dilakukan menggunakan kombinasi metode random digit dialling (RDD) dan double sampling (DS) serta margin of error survei diperkirakan sekitar 2,9 persen.

"Dan jeda satu minggu pengambilan data setelah debat caweapres ini cukup stagnan dari 46,1 ke 46,2. Jadi pada satu minggu terakhir pasca debat cawapres belum ada pergerakan elektabilitas untuk paslon nomor urut 2," kata peneliti utama Polling Institute, Kennedy Muslim dalam paparannya di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Kennedy menjelaskan, kenaikan elektabilitas paslon nomor urut 2 sangat signifikan terjadi saat Gibran diumumkan sebagai cawapres Prabowo Subianto. Saat itu, terjadi kenaikan elektabilitas sekitar 7 persen.

"Ini kita lihat migrasi pendukung Jokowi terlihat sangat jelas di sini. Namun pascadebat pertama ada jeda satu bulan dari pengambilan data survei kita, kenaikannya mulai melandai, hanya sekitar 3 persen," jelas Kennedy.

Sementara untuk pasangan calon Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar memiliki elektabilitas sebesar 24,6 persen. Kennedy mengatakan, terjadi kenaikan sebesar dua persen setelah debat cawapres, dari sebelumnya 22,6 persen.

"Pasca debat capres meskipun Anies dipersepsi paling unggul yang terekam di survei kami dalam penampilan debat, namun cukup stagnan saat itu elektabilitasnya. Malah saat debat cawapres ada kenaikan sekitar dua persen," kata Kennedy.

Terakhir pasangan calon nomor urut 3 yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan, yakni sekitar 0,8 persen dari 20,5 persen menjadi 21,3 persen. Menurut Kennedy, kenaikan angka elektabilitas baik Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin berasal dari swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya.

"Ini dari mana angka kenaikan dari paslon nomor urut 1 dan 3 ini dari survei kami itu karena ada penurunan dari swing voters atau tadinya yang belum punya pilihan dari 10,8 ke 7,8 dan ini lari ke paslon nomor urut 1 dan 3. Setidaknya itu yang terekam dari data survei kami," jelas Kennedy.

Kennedy pun menjelaskan alasan para pemilih memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden. Untuk pasangan Anies dan Muhaimin, para pemilih memberikan suaranya karena ingin perubahan, dinilai paling mampu memimpin, pintar, dan lebih islami.

Sedangkan untuk pasangan Prabowo dan Gibran, dinilai lebih meyakinkan, tegas, melanjutkan Jokowi, dan juga berlatar belakang militer. Para pemilih memilih pasangan calon nomor urut 3 Ganjar dan Mahfud karena dinilai lebih menonjol, suka saja, jujur, dan sudah ada bukti hasil kerjanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement