Rabu 03 Jan 2024 16:10 WIB

Berkejaran dengan Waktu Selamatkan Nyawa Korban Gempa

Gempa susulan diperkirakan akan terus terjadi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Petugas penyelamat mencari orang hilang di sebuah bangunan yang runtuh di kota Wajima yang dilanda gempa, Prefektur Ishikawa, Jepang tengah,  Rabu, (3/1/2024).
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS
Petugas penyelamat mencari orang hilang di sebuah bangunan yang runtuh di kota Wajima yang dilanda gempa, Prefektur Ishikawa, Jepang tengah, Rabu, (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan anggota Bela Diri Jepang bergabung dengan polisi dan pemadam kebakaran untuk menyelamatkan warga di daerah terdampak gempa 7,5 magnitudo awal pekan ini. Diperkirakan, lusinan orang tewas dalam bencana yang mengguncang pesisir barat Jepang.

"Upaya penyelamatan berkejaran dengan waktu. Terutama korban yang tertimpa gedung, kami harus menyelamatkannya secepat mungkin," kata Kishida, seperti dikutip dari CNN International, Selasa (2/1/2024).

Baca Juga

Pada Senin (1/1/2024) lalu, stasiun televisi NHK melaporkan pemadam kebakaran Jepang mengatakan mereka merespon warga yang terjebak di reruntuhan gedung ambruk. Mengutip kepolisian Prefektur Ishikawa, NHK melaporkan seorang pria lanjut usia ditarik keluar dari sebuah rumah yang ambruk dilaporkan meninggal dunia.

Pejabat kesehatan Kota Suzu mengatakan sejumlah dokter tidak dapat merawat pasien terluka karena jalanan rusak sehingga mereka tidak dapat melakukan perjalanan. Sementara perusahaan listrik Hokuriku Electric Power mengatakan 45.700 rumah di Ishikawa masih tidak memiliki aliran listrik.

Usai gempa Kansai Electric dan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan tidak ada laporan kejanggalan di pembangkit listrik tenaga nuklir di daerah terdampak gempa. Operasi empat kereta cepat terhenti ketika gempa, menjebak 1.400 penumpang di dalamnya selama lebih dari 11 jam.

Mengutip Japan Railways West, NHK melaporkan operasi layanan kembali dimulai pada Selasa pagi. Kereta cepat tertahan antara Kota Toyama dan Kanazawa setelah gempa 7,5 magnitudo.

Gempa dahsyat yang terjadi pada Senin lalu mendorong Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan “peringatan tsunami besar”  untuk Semenanjung Noto tetapi kemudian menurunkan peringkatnya menjadi “peringatan tsunami kecil.”  Peringatan pertama sejak gempa bumi dan tsunami dahsyat pada tahun 2011.

Peringatan ini kemudian dicabut setelah ancaman tsunami mereda. Berdasarkan sistem peringatan tsunami Jepang, gelombang kurang dari satu meter masuk kategori "peringatan tsunami kecil," gelombang di atas 3 meter masuk kategori "peringatan tsunami" dan gelombang di atas lima meter masuk kategori "peringatan tsunami besar."

Gelombang pertama dilaporkan menghantam pesisir sekitar 10 menit usai gempa. Video menunjukkan gempa menghantam dinding pelindung laut di barat Kota Suzu. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS), setidaknya 35 gempa susulan yang lebih kecil dilaporkan terjadi di dekat pusat gempa.

Pakar seismologi dari US Geological Survey Susan Hough memperingatkan gempa susulan dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Hough mengatakan warga yang tinggal di daerah tersebut pernah merasakan gempa sebelumnya.

Namun ia yakin ini adalah "gempa terbesar sejauh ini" - yang berarti sebagian besar penduduk tidak memiliki pengalaman dengan peristiwa seismik sebesar ini. "Gempa bumi sebesar ini akan terus mengalami gempa susulan. Gempa susulannya bisa saja lebih besar dari magnitudo 6, jadi ini akan menjadi bahaya tersendiri," kata Hough. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement