Rabu 03 Jan 2024 17:15 WIB

Inflasi Terlalu Rendah, Nilai Tukar Rupiah Melemah

Rupiah merosot 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.481 per dolar AS.

Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Rabu (3/1/2023), melemah menjadi Rp 15.481 per dolar AS setelah rilis data inflasi Indonesia 2023 yang lebih rendah dari perkiraan.

"Data inflasi kemarin lebih rendah dari perkiraan, memicu harapan pada Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga lebih awal," kata analis mata uang Lukman Leong di Jakarta.

Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate berada di level enam persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2023 tercatat rendah sebesar 0,41 persen month to month (mtm) sehingga inflasi IHK 2023 menjadi 2,61 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Perkembangan inflasi 2023 itu lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2022 yang tercatat sebesar 5,51 persen (yoy).

Selain itu, Lukman mengatakan pelemahan rupiah juga didorong oleh dolar AS yang melanjutkan rebound karena munculnya ekspektasi apabila Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan bersikap lebih hawkish pada risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) malam ini.

Sikap The Fed pada FOMC yang dovish sebelumnya dianggap telah ditanggapi berlebihan. Karena tidak semua pejabat the Fed bersikap dovish, ada harapan apabila The Fed akan meredakan ekspektasi pasar.

Investor menantikan data manufaktur Amerika Serikat (AS) ISM dan tenaga kerja Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) malam ini. Pada penutupan perdagangan Rabu, rupiah merosot 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp 15.481 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.470 per dolar AS.

Demikian pula Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menurun ke posisi Rp 15.495 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 15.473 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement