Rabu 03 Jan 2024 17:24 WIB

Seberapa Dahsyat Gempa di Jepang?

Air banjir dikhawatirkan bisa mencapai ketinggian 5 meter jika terjadi tsunami.

Seorang wanita berdoa di sisa-sisa yang terbakar akibat gempa bumi kuat di Wajima, Jepang tengah,  Rabu, (3/1/2024).
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS
Seorang wanita berdoa di sisa-sisa yang terbakar akibat gempa bumi kuat di Wajima, Jepang tengah, Rabu, (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, ISHIKAWA -- Pada Senin (2/1/2024), gempa berkekuatan 7,6 skala Richter melanda Jepang di dekat Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa. Gempa ini memicu peringatan tsunami untuk sembilan prefektur di sepanjang pantai barat negara tersebut dan wilayah tetangga seperti Korea Selatan. 

Jepang sangat rentan terhadap gempa bumi karena empat lempeng tektonik bumi bertemu di negara tersebut. Jepang mengalami gempa dahsyat pada 2011 dengan korban tewas hampir 20 ribu orang, sebagian besar tewas akibat gelombang tsunami, dan juga menyebabkan kehancuran pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. 

Baca Juga

Bencana ini diyakini menyebabkan kerugian senilai 220 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Jepang mencabut peringatan tsunami namun memperingatkan kerusakan akibat gempa ‘meluas’. Inilah yang perlu Anda ketahui tentang gempa pada Senin (1/1/2024), dikutip dari Aljazeera, 

Di mana dan kapan gempa terjadi?

Gempa dimulai sekitar pukul 16.00 waktu setempat (07.00 GMT) pada hari Senin. Gempa berkekuatan 7,6 skala Richter dilaporkan terjadi di dekat Semenanjung Noto di prefektur Ishikawa, Jepang. 

Jepang dibagi menjadi 47 prefektur yang merupakan jenis pembagian administratif. Gempa bumi berkekuatan antara 7,0 hingga 7,9 skala Richter dianggap “besar” dan dapat menyebabkan kerusakan serius. Gempa bumi terbesar yang pernah tercatat berkekuatan 9,6 di Cile pada 1960.

Gempa tersebut menimbulkan gelombang laut setinggi sekitar 1 meter (3 kaki) di sepanjang pantai barat Jepang dan di pantai negara tetangga Korea Selatan. Gempa juga dirasakan di ibu kota Jepang, Tokyo, 300 kilometer jauhnya di sisi lain negara tersebut.

Di sembilan prefektur, hampir 100 ribu orang dievakuasi dan bermalam di gedung olahraga dan gimnasium sekolah, yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat di Jepang. Ini sering kali dibangun dengan “gudang bencana” yang berisi persediaan makanan dan kebutuhan penting lainnya untuk mendukung kehidupan selama jangka waktu tertentu.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami tingkat rendah untuk Prefektur Niigata dan Toyama serta peringatan tsunami besar untuk Ishikawa yang dicabut pada Selasa pagi.

Dalam waktu dua jam setelah gempa besar di dekat Semenanjung Noto, lembaga penyiaran publik Jepang, NHK TV, mendesak masyarakat untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau mencapai puncak gedung di dekatnya secepat mungkin. Air banjir dikhawatirkan bisa mencapai ketinggian lima meter jika terjadi tsunami.

Gelombang tsunami setinggi sekitar 1,2 meter, melanda Kota Wajima di Ishikawa 10 menit setelah gempa berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi. Sementara itu, kebakaran yang dipicu oleh runtuhnya bangunan melalap rumah-rumah di daerah tersebut. Warga terpaksa mengungsi dalam kegelapan karena listrik padam. 

Orang-orang terlihat membawa barang-barang seperti selimut, sementara yang lain bergegas keluar sambil menggendong bayi. Pada hari Selasa, JMA melaporkan bahwa negara tersebut telah dilanda 155 gempa bumi sejak gempa pertama terjadi pada Senin (1/1/2024).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement