REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana berlabuhnya kapal dagang Israel ke empat pelabuhan Indonesia dalam waktu dekat mengundang banyak sorotan masyarakat. Posisi Indonesia yang menentang penjajahan Israel terhadap Palestina membuat pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban bertindak tegas menolaknya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengingatkan agar tak ada kelompok apa pun yang bermain dengan rencana berlabuhnya kapal dagang Israel ke Indonesia ini. Pasalnya, dalam situasi saat ini, menurut Prof Sudarnoto, bisa saja ada kelompok tertentu yang meloloskan mereka berlabuh di perairan Indonesia.
"Saya kira ketegasan pemerintah sangat penting kalau benar ada kelompok apapun yang mencoba meloloskan. Saya kira kelompok itu harus ditangani secara hukum," ujar Prof Sudarnoto kepada Republika.co.id, Rabu (3/1/2024).
Prof Sudarnoto juga meminta masyarakat ikut memantau kedatangan kapal Israel tersebut. Pemantauan masyarakat sebagai bentuk kerja sama dengan pemerintah. Namun, ia mengingatkan, dalam proses pemantauan, masyarakat harus melakukannya dengan cara-cara yang baik.
Tetapi jika kapal Israel memaksa masuk ke wilayah Indonesia, ia menilai itu adalah suatu bentuk pelanggaran wilayah. Dan hal tersebut dapat ditangani dengan tegas oleh pemerintah sesuai hukum. Ia menegaskan jangan sampai ada kelompok apa pun bermain terhadap isu sensitif ini.
Prof Sudarnoto menambahkan MUI tetap dengan pendiriannya menolak Israel. Apalagi Israel dan Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik. Dengan menolak kedatangan kapal Israel, itu merupakan bentuk pembelaan terhadap konstitusi.
"Karena gak ada hubungan diplomatik apalagi kasus saat ini melihat kejahatan kemanusiaan maka upaya apapun Israel ke Indonesia harus ditolak. Jadi kehadiran kapal Israel harus dicegah," katanya.
Prof Sudarnoto mengapresiasi sikap Kementerian Luar Negeri yang menolak kedatangan kapal Israel masuk ke Indonesia. Menurutnya, jika mengizinkan masuk sama saja menghianati komitmen dukungan Indonesia terhadap Palestina.
Zionis Israel hingga kini terus menggempur Gaza, Palestina tanpa pandang bulu. Akibatnya serangan mereka menewaskan rakyat sipil. Sejumlah bangunan penting juga runtuh seperti rumah sakit. Hal tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan kian parah.