REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target pemerintah Inggris untuk menyediakan lokasi pengisian daya mobil listrik di beberapa titik jalan tol dilaporkan meleset. Pemerintah sebelumnya menargetkan pada akhir 2023, setiap area layanan jalan tol setidaknya memiliki enam titik pengisian daya mobil listrik cepat (fast charging) maupun ultracepat (ultra-fast).
Namun, menurut analisis terbaru dari RAC, hanya 39 persen dari 119 area layanan jalan tol yang telah mencapai target jumlah pengisi daya. Sisanya, sama sekali tidak memiliki lokasi pengisian daya untuk kendaraan listrik.
Jumlah titik pengisian baterai berdaya tinggi telah meningkat sejak April tahun lalu ketika hanya ada 27 pengisi daya cepat di area layanan. Sebanyak 178 pengisi daya tambahan telah dipasang di area layanan jalan tol, menurut analisis RAC yang dilakukan dengan menggunakan data dari Zapmap.
Namun, meskipun 55 persen area layanan telah menyediakan opsi pengisian daya tercepat bagi pengemudi dengan lebih dari 400 stasiun pengisian daya ultrafast di seluruh Inggris, 18 di antaranya tidak menyediakan pengisian daya cepat di atas 50kW dan empat di antaranya tidak memiliki stasiun pengisian daya yang dapat diakses publik sama sekali.
Empat area layanan yang tidak memiliki titik pengisian daya adalah Leicester Forest di kedua sisi M1, Tebay South di M6, dan Barton Park di A1 (M).
Hampir satu miliar poundsterling telah dialokasikan untuk Dana Pengisian Cepat (Rapid Changing Fund) yang ditugaskan untuk menyediakan 6.000 pengisi daya bertenaga tinggi tambahan pada tahun 2035, serta memastikan semua area layanan jalan tol memiliki enam titik pengisian cepat pada akhir tahun 2023.
Juru bicara RAC EV, Simon Williams, mengatakan bahwa pemerintah telah gagal memenuhi targetnya untuk memiliki enam pengisi daya bertenaga tinggi di setiap area layanan jalan raya di Inggris.
"Kami selalu percaya bahwa ketersediaan pengisian daya ultra-cepat yang luas sangat penting dalam memberikan kepercayaan diri kepada pengemudi kendaraan listrik saat ini dan di masa depan, untuk mengetahui bahwa mereka dapat dengan mudah melakukan perjalanan di luar jangkauan kendaraan mereka dengan cara yang efisien waktu,” kata dia seperti dilansir BBC, Rabu (3/1/2024).
Reformasi ini diumumkan dalam pernyataan musim gugur pada November, dengan harapan bisa menghilangkan hambatan dalam sistem perencanaan dan pembangunan koneksi jaringan lebih cepat.
Pada September, pemerintah mengonfirmasi bahwa larangan penjualan mobil bensin dan diesel yang baru akan diundur lima tahun dari tahun 2030 menjadi 2035. Namun, kuota masih diberlakukan bulan ini yang mengharuskan lebih dari seperlima kendaraan yang dijual adalah kendaraan listrik.
Jonathan Goodman, kepala perusahaan mobil listrik asal Swedia, Polestar, menegaskan bahwa infrastruktur pengisian daya merupakan bagian penting untuk membuat lebih banyak orang mempertimbangkan mobil listrik.
“Saya kira sistem perencanaan perlu disederhanakan untuk mempercepat pembangunan pusat-pusat pengisian daya baru, karena semakin banyak pengemudi yang menggunakan kendaraan listrik,” kata Goodman.
Sementara itu, Juru bicara Departemen Transportasi (DfT) mengatakan bahwa jumlah lokasi pengisian daya publik melonjak di seluruh Inggris Raya. Ia mengklaim, sekitar 96 persen layanan jalan tol telah menawarkan fasilitas pengisian daya untuk pengemudi.
"Selain proyek percontohan senilai 70 juta pound sterling untuk membantu meluncurkan titik pengisian daya ultra-cepat di jalan raya, kami juga mendorong reformasi terbesar pada jaringan listrik kami sejak tahun 1950-an, mengurangi separuh waktu yang dibutuhkan untuk membangun jaringan dan mempercepat koneksi,” kata juru bicara tersebut.
Mereka menambahkan bahwa DfT akan mengumpulkan data terbaru dari operator layanan jalan raya di awal Tahun Baru.