Rabu 03 Jan 2024 22:30 WIB

Tertunda Hampir Dua Bulan, Angin Penanda Musim Hujan Akhirnya Tiba

Awal musim hujan tertunda hingga lima dasarian karena pengaruh El Nino.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pengendara melintas di jembatan Bendung Katulampa dengan TMA mencapai 30 sentimeter di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023). Angin muson Asia penanda musim hujan akhirnya tiba.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah pengendara melintas di jembatan Bendung Katulampa dengan TMA mencapai 30 sentimeter di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/11/2023). Angin muson Asia penanda musim hujan akhirnya tiba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klimatologis Research Center for Climate and Atmosphere Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Erma Yulihastin mengatakan, angin muson Asia penanda musim hujan akhirnya datang per 3 Januari 2024. Angin ini datang terlambat sehingga menjadi penyebab musim hujan tak kunjung datang.

“Bayangkan, awal musim hujan tertunda hingga lima dasarian (50 hari) karena pengaruh El Niño. Normalnya, angin dari utara atau barat sudah eksis pada November dasarian 2 tapi Januari dasarian 1 baru eksis,” ungkap Dr Erma lewat akun X miliknya.

Baca Juga

Hal itu mengonfirmasi analisis yang dilakukannya bersama tim, berdasarkan data Kamajaya yang menunjukkan penundaan awal musim hujan pada tahun 2023-2024 yg dapat mencapai lima dasarian. “Pada kasus El Niño 1997, awal musim hujan tertunda 2-3 dasarian. Artinya, pengaruh El Niño 2023 lebih parah,” kata dia lagi.

Melansir Space, El Niño merupakan fenomena alami pemanasan suhu permukaan laut secara berkala di wilayah tengah dan timur Samudera Pasifik. La Niña adalah kebalikannya, yang menggambarkan suhu laut lebih dingin dari rata-rata. El Niño dan La Niña secara signifikan mempengaruhi pola cuaca bumi.

Peristiwa El Niño dan La Niña rata-rata terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dan biasanya berlangsung antara sembilan hingga 12 bulan namun terkadang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), El Niño umumnya lebih sering terjadi dibandingkan La Niña.

Menurut layanan meteorologi Inggris, Met Office, suatu kondisi dinyatakan El Niño ketika suhu laut di Pasifik timur tropis naik 0,5 derajat Celcius (32,9 derajat Fahrenheit) di atas rata-rata jangka panjang. Menurut para ilmuwan, saat ini Bumi sedang mengalami kondisi El Niño.

Peristiwa pemanasan laut ini diumumkan dalam pernyataan NOAA pada 8 Juni 2023. Para peramal cuaca mengeluarkan Peringatan El Niño  yang menyatakan bahwa kondisi El Niño memang ada. Jika terus berlanjut hingga bulan Oktober, maka dipastikan sebagai peristiwa El Niño.

“Tergantung pada kekuatannya, El Niño dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko curah hujan lebat dan kekeringan di lokasi tertentu di seluruh dunia. El Niño dapat menyebabkan rekor suhu baru, terutama di wilayah yang sudah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Niño,” kata ilmuwan fisika di Pusat Prediksi Iklim NOAA, Michelle L’Heureux.

Dalam keadaan normal, angin tetap.... 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement