Kamis 04 Jan 2024 06:52 WIB

Jimly: Kita Butuh Sosok Seperti Rizal Ramli yang Konsisten Kekritisannya

Jimly berpesan agar para aktivis meniru Rizal Ramli.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Sejumlah Kerabat melayat almarhum Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di kediamannya Jalan Bangka IX, Jakarta Rabu (3/1/2023). Rizal Ramli mengembuskan napas terakhir dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada Selasa (2/1/2024) malam dan akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta pada Kamis (4/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Kerabat melayat almarhum Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di kediamannya Jalan Bangka IX, Jakarta Rabu (3/1/2023). Rizal Ramli mengembuskan napas terakhir dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada Selasa (2/1/2024) malam dan akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta pada Kamis (4/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pakar hukum Tata Negara, Jimly Asshiddiqie, mengatakan sosok kritis, berani, dan konsisten seperti Rizal Ramli masih dibutuhkan untuk pembangunan Indonesia ke depan. Jimly menyebut saat ini Indonesia tengah bersiap menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.

Menurut dia, berkaca dari sejarah, ketika memasuki pertengahan abad 20 lalu, akan terjadi banyak gejolak baik dalam negeri maupun luar negeri. Jimly memprediksi ketika memasuki pertengahan abad ke-21 ini juga akan terjadi banyak gejolak yang dapat mengganggu stabilitas negara.

Baca Juga

Dalam menghadapi hal itu, Indonesia menurut Jimly membutuhkan sosok kritis dan pemberani seperti Rizal Ramli.

"Jadi tidak banyak orang seperti beliau (Rizal Ramli) ini, yang dimana pun beliau posisinya dalam pemerintahan atau diluar, berpikirnya terus kritis untuk perbaikan. Ini yang kita perlukan sekarang, kita udah 25 tahun reformasi, 20 tahun menuju Indonesia emas, pertengahan abad 21 yang penuh gejolak seperti dahulu pertengahan abad 20 ada perang dunia ketiga," kata Jimly di rumah duka almarhum Rizal Ramli, Rabu (3/1/2024) kemarin.

Jimly menyebut selama 25 tahun reformasi sudah berjalan di Indonesia, masih banyak yang perlu dievaluasi menuju 20 tahun ke depan. Kepergian Rizal Ramli ini menurut Jimly akan menjadi sebuah tantangan bagi calon pemimpin di Indonesia. Baik level presiden, legislatif, sampai kepada daerah harus bisa berpikir seperti Rizal Ramli.

"Ia (Rizal) tidak mengikuti kelaziman apa yang biasa dalam lingkungan kerja. Dia berusaha untuk menempatkan dirinya di atas melalui helikopter view, dengan begitu melihat segala sesuatu lebih kritis," ujar Jimly.

Mantan ketua MK ini menambahkan, Rizal Ramli bukan sosok yang mudah terbenam dalam kebiasaan yang belum tentu benar, apalagi feodal. Menurutnya, pemikiran Rizal Ramli yang terkadang terlihat 'nyeleneh' justru dibutuhkan masyarakat Indonesia.

"Jadi jangan terbenam dalam kebiasaan yang belum tentu benar, apalagi kebiasaan kita yang sangat feodal. Negara kita ini republik, tapi budaya politiknya kerajaan, nah maka kalau tidak ada orang-orang yang berpikirnya 'nyeleneh' gitu kan, tidak biasa kita rugi, maka kita perlu orang seperti almarhum ini," ujar Jimly.

Jimly mengaku sudah berteman dengan Rizal sejak masih muda. Yakni sejak mereka masih sama-sama menjadi aktivis. Jimly berpesan kepada aktivis maupun mantan aktivis agar meniru Rizal Ramli.

Di mana setelah menjadi aktivis lalu mendapatkan kepercayaan mengemban sebuah jabatan, tidak meninggalkan sikap kritis dalam jiwanya. "Mudahan-mudahan para aktivis 98, aktivis sekarang setelah reformasi juga belajar, jangan setelah jadi aktivis, setelah dapat jabatan, korupsi," sentil Jimly.

Rizal Ramli tutup usia pada Selasa (2/1/2024) malam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta Pusat. Rizal wafat dalam usia 69 tahun. Rencananya beliau akan dimakamkan, Kamis (4/1/2024) siang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan.

Rizal Ramli adalah salah satu ekonom senior yang dimiliki Indonesia. Kiprahnya di pemerintahan sudah sejak 2000 ketika dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk membenahi Badan Urusan Logistik (Bulog).

Di era pemerintahan Presiden Jokowi, pada 2015, dia pernah dipercaya sebagai Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia. Namun posisinya itu tak bertahan lama karena pada 2016, presiden melakukan perombakan kabinet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement