Kamis 04 Jan 2024 11:06 WIB

Arab Saudi Kutuk Ledakan yang Tewaskan Hampir 100 Orang di Iran

Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan kedua berselang 15 menit.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga korban ledakan bom berkumpul di halaman sebuah rumah sakit di kota Kerman, sekitar 820 kilometer tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024.
Foto: Sare Tajalli, ISNA via AP
Keluarga korban ledakan bom berkumpul di halaman sebuah rumah sakit di kota Kerman, sekitar 820 kilometer tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Rabu (3/1/2024), mengutuk dua ledakan yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai sejumlah orang. Bom meledak di sebuah upacara di Iran untuk memperingati komandan Qassem Soleimani.

"Kementerian Luar Negeri menegaskan penolakan dan kecaman Kerajaan terhadap pengeboman teroris yang menargetkan warga sipil di Iran," kata sebuah pernyataan, dilansir dari Arab News, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

BACA JUGA: On This Day: 4 Januari 1959 Pesawat Luar Angkasa Luna 1 Terbang Mendekati Bulan

Kementerian luar negeri Saudi menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada rakyat Iran. Kementerian juga berharap agar korban yang mengalami luka-luka agar cepat sembuh.

Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan kedua berselang 15 menit. Ledakan terjadi pada saat upacara memperingati ulang tahun keempat di pemakaman tempat Soleimani dimakamkan di kota tenggara Kerman. Dia dibunuh oleh pesawat tak berawak AS pada 2020.

Menteri Kesehatan Iran Bahram Eynollahi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa jumlah korban tewas mencapai 95 orang, orang sedangkan korban luka sebanyak 211 orang. Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan, kepada kantor berita negara IRNA bahwa dua alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan menuju Pemakaman Martir Kerman diledakkan dari jarak jauh oleh teroris.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Video yang ditayangkan oleh media Iran menunjukkan puluhan mayat berserakan. Beberapa orang mencoba untuk menyelamatkan mereka yang terluka dan yang lainnya bergegas meninggalkan area ledakan.

“Suara yang mengerikan terdengar di sana, terlepas dari semua tindakan keamanan dan keselamatan. Kami masih menyelidiki,” kata Reza Fallah, kepala Kerman Red Crescent Society.

Penyelamat Bulan Sabit Merah mencoba menyelamatkan para korban, namun kerumunan yang besar menyulitkan mereka. “Kami sekarang mengevakuasi yang terluka dan terluka di daerah tersebut. Kerumunan sangat besar dan pekerjaannya cukup sulit semua jalan ke sana diblokir,” kata Fallah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement