REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung masih mengkaji sesar yang menyebabkan gempa bumi terjadi di Kabupaten Sumedang sejak Ahad (31/12/2023) hingga Rabu (3/1/2024) kemarin. Seperti diketahui, 1.341 rumah mengalami kerusakan akibat gempa bumi mulai dari rusak ringan, rusak sedang hingga berat.
"Survei masih terus berlanjut," ucap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu yang masih berada di Kabupaten Sumedang saat dikonfirmasi, Kamis (4/1/2024).
Sebelumnya, hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi Sumedang diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari.
"Analisa ini juga disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan.
Menurut dia, berdasarkan data BG Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
Ahli kegempaan ITB, Irwan Meilano, membenarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG) yang menyebut gempa bumi di Sumedang diperkirakan karena adanya aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Ia menilai kemungkinan pemicu gempa karena adanya pergerakan sesar aktif itu.
"Saya setuju dengan apa yang telah disampaikan oleh Badan Geologi. Kemungkinan ada sumber gempa di sana aktivitas dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari," kata dia melalui keterangan resmi.
Namun, ia mengatakan masih perlu dicari untuk detailnya termasuk parameter sumber gempa, panjangnya, tingkat aktivitasnya, maksimum magnitudonya, serta lain sebagainya.
Sedangkan dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Ismawan meyakini gempa bumi Sumedang terjadi bukan karena aktivitas sesar Cileunyi- Tanjungsari. Sebab tiga lokasi titik gempa bumi di Sumedang berada jauh dari ujung timur laut sesar Cileunyi- Tanjungsari.
Ia memperkirakan bahwa arah sesar terlihat dari barat ke timur. Oleh karena itu, penyebab gempa bumi kemungkinan akibat aktivitas sesar yang belum diketahui. Selain itu lokasi gempa sebelumnya belum pernah terjadi gempa bumi.
"Ini harus dilakukan penelitian lebih jauh, pemda dan ahli geologi harus menjelaskan ini sesar apa. Kalau sesar baru dia arahnya dari mana sampai mana," kata dia melalui keterangan resmi.