REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gempa bumi berkuatan magnitudo (M) 3,1 terjadi di wilayah Kabupaten Garut pada Kamis (4/1/2024) sekitar pukul 07.15 WIB. Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi itu terletak di koordinat 7.27 LS dan 107.72 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 kilometer barat daya Kabupaten Garut, dengan kedalaman 6 kilometer.
Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto mengatakan, gempa bumi itu terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat aktivitas sesar aktif wilayah setempat. Menurutnya, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, dirasakan di wilayah Pasirwangi, Pacet, Darajat, Kertasari, Pangalengan, dan Cisurupan dengan Skala Intensitas II MMI.
"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut," ujar Hartanto melalui keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).
Hartanto mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Daris Hilman mengatakan, pihaknya belum menerima laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi itu hingga Kamis sekitar pukul 11.00 WIB. Sejauh ini, kondisi di Kabupaten Garut masih kondusif pascagempa.
"Gempa itu juga tak banyak dirasakan. Biasanya kalau terasa ramai langsung laporan," kata dia saat dikonfirmasi Republika.
Namun, Daris mengimbau, masyarakat tetap waspada menghadapi gempa bumi. Apalagi, di Kabupaten Garut terdapat Sesar Garsela, yang menjadi salah satu potensi gempa bumi besar. Menurutnya, BPBD Kabupaten Garut juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah yang dilalui sesar Garsela. Salah satu edukasi yang dilakukan adalah mengajarkan masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri saat terjadi gempa.
Selain itu, masyarakat juga diberikan edukasi untuk membangun rumah sesuai kontur tanah. Salah satu rumah tahan gempa adalah rumah panggung. "Kan salah satu mitigasi bencana gempa bumi itu membuat rumah panggung. Bukan berarti miskin tidak pakai keramik. Namun kebutuhan rumah di wilayah rawan gempa seperti itu," kata Daris.