Kamis 04 Jan 2024 13:37 WIB

ITB Pasang 22 Seismograf Teliti Penyebab Gempa Sumedang

Puluhan unit seismograf dipasang untuk merekam gempa susulan yang terjadi di Sumedang

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Salah satu rumah yang hancur akibat gempa di Cipameungpeuk, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (3/1/2023). Ratusan warga yang terdampak gempa, saat ini tinggal di tenda darurat yang disiapkan pemerintah. Pasca gempa Magnitudo 4.8 jelang Tahun Baru pekan lalu, gempa susulan masih mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang. Terakhir, gempa berkekuatan lebih rendah Magnitudo 2,3 terjadi Rabu dini hari. Saat ini warga, dan semua unsur terkait tetap waspada.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Salah satu rumah yang hancur akibat gempa di Cipameungpeuk, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (3/1/2023). Ratusan warga yang terdampak gempa, saat ini tinggal di tenda darurat yang disiapkan pemerintah. Pasca gempa Magnitudo 4.8 jelang Tahun Baru pekan lalu, gempa susulan masih mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang. Terakhir, gempa berkekuatan lebih rendah Magnitudo 2,3 terjadi Rabu dini hari. Saat ini warga, dan semua unsur terkait tetap waspada.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---- Tim seismologi ITB memasang 22 seismograf di area gempa pada Selasa (2/1/2024) hingga Rabu (3/1/2024), untuk meneliti gempa bumi yang telah terjadi di Sumedang. Pemasangan seismograf tersebut dilakukan, untuk memahami dan meneliti gempa bumi yang terjadi kurun waktu beberapa hari terakhir.

Tim seismograf berasal dari Kelompok Keahlian Geofisika Global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB dan Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Sains dan Teknologi Kegempaan ITB tersebut, diketuai Prof Andri Dian Nugraha dengan anggota Zulfakriza, dua mahasiswa S3 dan dua mahasiswa S1 Program Studi Teknik Geofisika ITB.

Baca Juga

"Tim seismologi ITB membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan yang terjadi di Sumedang," ujar Prof Andri melalui keterangan resmi, Kamis (4/1/2024).

Prof Andri mengatakan, tim juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber gempa Sumedang. Tim akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail.

Menurut Prof Andri, sebaran titik pengamatan seismograf melingkupi area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang. Perekaman gempa susulan akan dilakukan selama 30 hari selanjutnya data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami gempa yang terjadi di Sumedang.

Terkait pemicu gempa, kata dia, masih dibutuhkan kajian seismologi secara lebih lanjut. Dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat. Selain melakukan pemasangan seismograf, ia mengatakan tim seismologi ITB melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf.

Gempa bumi di Kabupaten Sumedang terjadi pada Ahad (31/12/2023) pukul 14.35 Wib dengan kekuatan magnitudo 4.1. Gempa kedua terjadi pukul 15.38 Wib dengan kekuatan magnitudo 3.4. Gempa ketiga yang terbesar yaitu magnitudo 4.8 terjadi pada pukul 20.34 Wib.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement