Kamis 04 Jan 2024 14:43 WIB

Bertakwa Tapi tidak Kaya, Ingat Penjelasan Prof Quraish Shihab

Prof Quraish Shihab ingatkan rezeki bukan hanya soal harta.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Prof Quraish Shihab ingatkan rezeki bukan hanya soal harta. Foto:  Prof Quraish Shihab
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Prof Quraish Shihab ingatkan rezeki bukan hanya soal harta. Foto: Prof Quraish Shihab

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada Surat At-Talaq Ayat 2 dan 3 dijelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki dari arah yang tidak diduga kepada orang yang bertakwa. Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menegaskan bahwa rezeki yang dimaksud dalam ayat tersebut jangan disalahpahami.

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ

Baca Juga

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

wa may yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajā(n). Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u)

Artinya: . . . . Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. . . . . (QS At-Talaq Ayat 2 dan 3)

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menyampaikan bahwa ayat tersebut jangan disalahpahami dengan berkata, "Banyak orang bertakwa yang kehidupan materialnya terbatas." Perlu diingat dan dipahami, ayat di atas tidak menyatakan akan menjadikan orang yang bertakwa kaya raya.

Di sisi lain, rezeki tidak hanya dalam bentuk materi, seperti uang, perhiasan, kendaraan, dan rumah mewah. Kepuasan hati adalah kekayaan yang tidak pernah habis. 

Ada juga rezeki dari Allah SWT yang bersifat pasif. Misalnya si A yang setiap bulannya menerima uang Rp 5 juta, tetapi dia atau salah seorang keluarganya sakit-sakitan. Sementara si B yang hanya memperoleh Rp 2 juta per bulan, tetapi sehat dan hatinya tenang. 

Prof KH Quraish Shihab mengingatkan sekali lagi, kata "rezeki" tidak selalu bersifat material, tetapi juga bersifat spiritual. 

Kalau ayat di atas menjanjikan rezeki dan kecukupan bagi yang bertakwa maka melalui Rasulullah SAW mengancam siapa yang durhaka dengan kesempitan rezeki. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada yang menampik takdir kecuali doa, tidak ada yang menambah umur kecuali kebajikan yang luas, dan sesungguhnya seseorang dihindarkan dari rezeki akibat dosa yang dilakukannya." (HR Ibn Majah, Ibn Hibban dan al-Hakim melalui Tsauban ra).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement