REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director BUMN Research Group LM (Lembaga Management) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir akan mampu merampungkan 88 proyek strategis BUMN. Sebanyak 79 proyek dari 88 proyek tersebut telah selesai dikerjakan pada 2023.
"Menurut saya target itu bisa diselesaikan karena sebagian juga merupakan proyek bersifat multiyears yang sudah dikerjakan dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (4/1/2024).
Toto mencontohkan proyek restrukturisasi BUMN lewat pembentukan holding company seperti project subholding SugarCo maupun PalmCo. Toto menyampaikan kedua subholding tersebut telah berdiri sendiri secara kelembagaan dan tinggal mencari investor strategis untuk menjadi mitra bisnis.
"Proyek restrukturisasi beberapa BUMN strategis yang dalam tahap penyehatan juga sudah relatif berjalan. Semisal kasus Garuda Indonesia atau Krakatau Steel," ucap Toto.
Toto menyampaikan Kementerian BUMN perlu mendorong percepatan sejumlah isu strategis seperti proyek unlock potential values BUMN. Toto menilai perlunya quick win project yang lebih banyak untuk mengakselerasi potensi BUMN ke depan.
"Misalnya di proyek hilirisasi produk mineral atau juga misal holding IFG yamg perlu lebih cepat menggarap potensi pasar di pengelolaan dana pensiun dan asuransi kesehatan," kata pengamat BUMN tersebut.
Sebelumnya, Menteri BUMN menegaskan komitmennya dalam merampungkan proyek strategis pada tahun ini. Erick menyampaikan BUMN telah berhasil menyelesaikan 79 proyek strategis hingga akhir tahun lalu.
"Alhamdulillah 2024 ini bisa tuntas untuk kerjaaan BUMN yang 88 proyek yang saya paparkan ke bapak presiden," ujar Erick saat peresmian media center di Kementerian BUMN, Rabu (3/1/2023).
Ada 88 proyek strategis BUMN sendiri terbagi dalam beberapa sektor, mulai dari 19 proyek merger holdingisasi, lima proyek unlock value senilai Rp 68 triliun, tujuh proyek restrukturisasi seperti Krakatau Steel, Garuda, Jiwasraya, hingga PTPN, 17 proyek pengembangan bisnis, sembilan proyek pembangunan organisasi, dan tiga proyek pembangunan infrastruktur. 88 proyek strategis BUMN juga mencakup aksi BUMN seperti IPO anak usaha Telkom, Mitratel, pembentukan holding ultra mikro, hingga pendirian subholding Palmco dan Sugarco oleh PTPN.
"Waktu itu 79 sudah tuntas tinggal sembilan lagi, mudah-mudahan kalau dari sembilan, selesai tujuh itu 99 persen, saya rasa sebuah target yang tidak mudah buat kita semua," ucap pria kelahiran Jakarta.
Erick menyampaikan penyelesaian proyek strategis BUMN merupakan bagian dari transformasi yang tidak hanya dilakukan di Kementerian BUMN, melainkan juga pada lingkup BUMN. Sejak awal, Erick membuat terobosan besar dengan mengubah struktur organisasi Kementerian BUMN agar lebih bersifat kementerian korporasi dalam meningkatkan kinerja BUMN.
"Korporasi salah satu yang sangat penting tapi mirroring atau kacanya kementeriannya yang penting. Kalau kita mengelola korporasi, tetapi kementeriannya sangat birokrasi, apalagi tertutup nggak ketemu tuh kacanya," kata Erick.