REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Japan Airlines (JAL) memperkirakan tabrakan pesawatnya JL516 dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang pada Selasa (2/1/2024) akan mengakibatkan kerugian operasional sekitar 15 miliar yen atau 104,81 juta dolar AS.
Pada Kamis (4/1/2024) JAL mengatakan kerugian pesawat akan ditanggung oleh asuransi. Maskapai itu menambahkan mereka sedang asesmen dampak insiden ini perkiraan pendapatan untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Maret 2024.
Sumber-sumber industri asuransi mengatakan, perusahaan asuransi AS AIG adalah penanggung utama untuk kebijakan "semua risiko" senilai 130 juta dolar AS untuk pesawat A350 JAL Airbus yang berusia dua tahun. Pesawat itu dilalap api setelah tabrakan di bandara Haneda Tokyo.
Aviation Safety Network mengatakan untuk pertama kalinya pesawat A350 kehilangan lambung pesawat. Pesawat yang sebagian besar terbuat dari komposit karbon ini mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015.
Saham JAL naik 0,5 persen, menunjukkan reaksi yang tidak terlalu besar terhadap kecelakaan ini ketika perdagangan dilanjutkan setelah liburan Tahun Baru. Saham-saham ini awalnya turun sebanyak 2,4 persen sebelum pulih dari penurunan tersebut.
Seluruh 379 orang di dalam pesawat JAL berhasil dievakuasi dari pesawat yang terbakar setelah tabrakan. Lima dari enam kru di pesawat Penjaga Pantai tewas dalam kecelakaan tersebut.
Berdasarkan transkrip menara pengawas pihak berwenang Jepang mengatakan pesawat penumpang telah mendapat izin untuk mendarat. Namun pesawat yang lebih kecil belum diizinkan untuk lepas landas.
Pihak berwenang baru memulai penyelidikan mereka dan masih ada ketidakpastian mengenai situasi di sekitar kecelakaan. Termasuk bagaimana kedua pesawat tersebut berada di landasan pacu yang sama.
Para ahli menekankan biasanya kecelakaan di landasan pacu disebabkan beberapa faktor. Dalam insiden terpisah, hampir 200 penumpang terdampar di bandara New Chitose dekat kota Sapporo, Jepang utara, tempat keberangkatan penerbangan JL516. juru bicara operator bandara Hokkaido Airports mengatakan keterlambatan disebabkan penundaan.