Kamis 04 Jan 2024 17:21 WIB

Arab Saudi Resmi Bergabung Dengan BRICS, Indonesia Masih Kaji

Indonesia membuka pintu kerja sama dengan semua pihak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pimpinan negara-negara yang tergabung dalam BRICS.
Foto: VOA
Pimpinan negara-negara yang tergabung dalam BRICS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan Indonesia masih mengkaji keanggotaan dengan BRICs. Retno menambahkan Indonesia membuka pintu kerja sama saling menguntungkan dengan semua pihak. "Politik luar negeri kita itu selalu kami hitung, dihitung dengan baik, jadi tidak ada keputusan yang begitu saja dibuat," kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

"Indonesia masih terus mempelajari keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan bergabung dengan BRICS, prinsipnya adalah bahwa Indonesia membuka pintu kerja sama dengan semua pihak selama saling menguntungkan," tambah Retno.

Baca Juga

Menteri luar negeri menambahkan hal ini juga dilakukan saat Indonesia menimbang untuk bergabung dalam satu organisasi internasional. Retno mengatakan hubungan Indonesia dengan masing-masing anggota BRICS, Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan ditambah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Iran dalam kondisi baik. "Jadi perdagangan kita misalnya paling besar tentunya dengan Cina, dengan India," katanya.

Perdagangan Indonesia dengan negara-negara itu, kata Retno, juga surplus. "Kalau toh kita belum masuk ke BRICS hubungan kita dengan masing-masing negara-negara itu terjaga dengan sangat baik," katanya.

Pada Selasa (2/1/2024) lalu televisi pemerintah Arab Saudi mengatakan Arab Saudi  resmi bergabung dengan blok negara-negara BRICS. Pada Agustus lalu Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan negaranya akan mempelajari detail-detailnya sebelum  bergabung pada 1 Januari dan mengambil "keputusan yang tepat".

Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kelompok BRICS adalah "saluran yang bermanfaat dan penting" untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Blok BRIC sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Namun anggotanya akan bertambah dua kali lipat dengan bergabungnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, dan Ethiopia.

Masuknya Arab Saudi terjadi di tengah ketegangan geopolitik antara AS dan Cina, dan perluasan pengaruh Cina di Arab Saudi. Meskipun memiliki hubungan yang kuat dengan AS, Arab Saudi semakin mengejar jalurnya sendiri karena khawatir komitmen Washington pada keamanan Arab Teluk telah berkurang. 

Cina yang merupakan pelanggan minyak terbesar Arab Saudi, memimpin seruan agar BRIC berekspansi untuk menjadi penyeimbang Barat. Ekspansi ini dapat memperkuat ambisi kelompok ini untuk menjadi kekuatan di Global South, meskipun pada November lalu Argentina mengisyaratkan mereka tidak akan menerima undangan untuk bergabung dengan kelompok tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement