REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama menyatakan jumlah rumah warga, gedung sekolah dan rumah sakit yang rusak akibat gempa di Bayah, Banten, yang terjadi pada Rabu (3/1/2024), pukul 07.53 WIB kini bertambah menjadi 11 unit dari sebelumnya sembilan unit.
"Kami hingga kini masih melakukan pendataan kerusakan rumah maupun tempat publik lainnya," katanya di Lebak, Kamis.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,9 yang berlokasi 72 km barat daya Bayah, Banten, tidak menimbulkan tsunami, tetapi getarannya cukup besar dan dirasakan di 28 kecamatan. Mesti gempa itu berlangsung antara 1-3 detik, namun warga setempat sempat berhamburan keluar rumah.
Berdasarkan data sementara, kerusakan rumah tercatat sebanyak tujuh unit, rumah sakit satu unit, dan sarana pendidikan tiga unit. Korban jiwa maupun luka-luka dipastikan nihil atau tidak ada.
Sejauh ini, tim relawan kecamatan masih melakukan pendataan di lapangan, karena kondisi wilayah Kabupaten Lebak banyak pegunungan, perbukitan dan aliran sungai. Kondisi medan itu, tentu cukup menyulitkan petugas relawan juga ditambah tidak adanya sinyal jaringan internet.
Dengan demikian, BPBD Lebak minta masyarakat meningkatkan waspada dan tetap tenang juga tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, juga masyarakat di daerah itu dapat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa tersebut.
"Semua kerusakan akibat gempa itu kategori rusak ringan dan sedang," kata Febby.