Kamis 04 Jan 2024 22:37 WIB

Surat Suara Simulasi Hanya Dua Kolom Capres, Timnas AMIN Sentil KPU dan Bawaslu

Timnas AMIN meminta agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Capres Anies Baswedan saat melakukan kampanye di Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (4/1/2024).
Foto: Dok. Republika
Capres Anies Baswedan saat melakukan kampanye di Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (4/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI agar bekerja lebih keras, buntut adanya kasus surat suara simulasi yang hanya mencantumkan dua kolom capres. Pasalnya, polemik surat suara simulasi hanya dua capres itu disinyalir terjadi karena kesalahan teknis. 

"Dari Timnas AMIN tentu menyayangkan ya. Timnas AMIN ingin mendorong kerja lebih keras lagi baik dari KPU maupun Bawaslu terkait dugaan-dugaan pelanggaran atau meminimalisir kesalahan-kesalahan teknis, sehingga enggak ada lagi polemik di masyarakat," ujar Juru Bicara Timnas Amin, Billy David Nerotumilena kepada wartawan di Posko Perubahan Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024). 

Baca Juga

Billy meminta setidaknya dalam satu bulan ke depan, KPU lebih giat dalam melakukan sosialisasi yang benar mengenai teknis dan tata cara pencoblosan kepada masyarakat. Tentu dengan diawasi oleh pihak Bawaslu RI. 

"Sebulan ke depan penuh dengan literasi penjelasan ke masyarakat tentang kertas suara kemudian tata cara pencoblosan dan hal-hal teknis tentang pemilu, harusnya dijelaskan dari sekarang," ujar dia. 

Meski demikian, atas kejadian surat suara simulasi yang hanya mencantumkan dua capres itu, Billy mengaku tidak menuding adanya upaya kesengajaan atau penggiringan opini. Dia menyebut percaya pada KPU. 

"Saya kutip pernyataan Pak Idham Holik (anggota KPU RI) yang kemarin disampaikan bahwa itu sepenuhnya kesalahan teknis dan kita apresiasi KPU berani menyatakan bahwa itu kesalahan, tapi tentang kesengajaan atau penggiringan opini saya rasa enggak sih," tuturnya. 

Billy melanjutkan, Timnas AMIN mendorong KPU serta Bawaslu RI agar bisa menjadikan insiden surat suara 'cacat' semacam itu tidak kembali terjadi, sehingga perbaikan harus segera dilakukan. Billy menekankan bahwa Timnas AMIN bisa melayangkan protes jika ada kesalahan-kesalahan lagi yang merugikan pihaknya. 

"Kita mendorong adanya perbaikan atau revisi supaya yang muncul itu memang benar menyimulasikan kertas suara tanggal 14 Februari, jadi potretnya ada tiga (capres) meski potret asli belum dicantumkan tapi paling tidak masyarakat sudah mulai tahu bahwa fi kertas suara nanti ada tiga paslon presiden dan wakil presiden," ujar Billy. 

Sebelumnya diketahui, DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo memprotes surat suara simulasi yang digelar KPU Kota Solo. Lantaran hanya berisi contoh dari dua pasangan calon capres-cawapres. Liaison Officer (LO) DPC PDIP Solo, YF Sukasno mengaku mengetahui hal tersebut saat dirinya meminta contoh surat suara ke KPU.

"Jumat itu saya ke KPU dan minta contoh kartu suara karena memang parpol kan boleh. Sehingga saya minta contoh kartu suara, diberi lima, lengkap, kartu suara Pilpres, DPD, DPRD, DPR RI. Saat membuka kartu suara pada Senin yang pilpres ternyata kolomnya hanya dua, ini simulasi lho," kata Sukasno kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI angkat bicara soal KPU daerah melakukan simulasi pencoblosan Pilpres 2024 menggunakan surat suara tiruan, yang hanya menampilkan dua kolom pasangan capres-cawapres. Padahal, Pilpres 2024 diikuti tiga pasangan calon capres-cawapres.

KPU berdalih, hal itu terjadi karena kesalahan manusia, bukan sesuatu yang disengaja. "Terkait hal tersebut, itu terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lainnya kecuali memang kekhilafan yang terjadi," kata Komisioner KPU RI Idham Holik kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

Idham tak mengungkapkan jumlah KPU daerah yang melakukan kesalahan simulasi itu. Dia hanya mengatakan bahwa pihaknya mengetahui persoalan tersebut pada 29 Desember 2023. Ketika itu juga, pihaknya langsung meminta KPU daerah menghentikan simulasi menggunakan surat suara tiruan dua kolom paslon.

Sebagai solusi atas keteledoran anak buahnya itu, Idham meminta KPU daerah melakuan simulasi pencoblosan ulang menggunakan tiruan surat suara yang terdiri atas tiga kolom pasangan capres-cawapres."KPU akan memerintahkan kepada KPU di daerah yang telah melakukan simulasi dengan surat surat dua pasang calon dengan melakukan simulasi kembali dengan minimal tiga pasang calon," kata Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI itu. 

Terpisah, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja menyebut, pihaknya sudah mengetahui kesalahan simulasi tersebut. Menurut dia, simulasi seharusnya menggunakan surat suara tiruan yang terdiri atas tiga paslon mengingat Pilpres 2024 diikuti tiga pasangan capres-cawapres.

Karena itu, kata Bagja, pihaknya kini sedang menelusuri kesalahan simulasi tersebut. Apabila terpenuhi unsur pelanggaran, maka Bawaslu akan menjadikan peristiwa tersebut temuan dugaan pelanggaran untuk selanjutnya disidangkan.

"Hal ini (kesalahan simulasi) bisa berpotensi membuat permasalahan etis dan administratif," kata Bagja kepada wartawan, Rabu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement