DUBAI – ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan bom di Iran yang mengakibatkan hampir 100 orang meninggal dunia dan menyebabkan yang lainnya terluka. Serangan ini terjadi saat peringatan empat tahun kematian petinggi Garda Revolusi, Qassem Soleimani.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui Telegram, Kamis (4/1/2024), ISIS menyatakan dua anggotanya mengaktifkan sabuk peledak mereka di tengah kerumununan massa di kompleks permakaman, lokasi Soleimani dimakamkan, Kota Kerman, Rabu.
Pada 2022, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di tempat ibadah Syiah di Iran yang menyebabkan 15 orang kehilangan nyawa. Lima tahun sebelumnya, 2017, ISIS mengaku melakukan sejumlah serangan termasuk ledakan kembar seperti di Kerman.
Pada tahun itu, yang menjadi sasaran serangan bom ISIS adalah parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini. Dan serangan pada Rabu (3/1/2024) adalah peringatan kematian Soleimani.
Soleimani tewas oleh serangan drone Amerika Serikat (AS) di bandara Irak pada 3 Januari 2020. Saat itu, Iran membalas kematian Soleimani dengan menyerang dua pangkalan militer yang menjadi basis tentara AS di Baghdad. Lalu bagaimana Iran akan membalas ISIS?
Teheran telah menegaskan akan...
Teheran telah menegaskan akan membalas serangan paling berdarah sejak revolusi Islam pada 1979. Selain menewaskan hampir 100 orang, ledakan kembar itu melukai 284 orang lainnya, termasuk anak-anak yang ikut dalam peringatan kematian Soleimani.
‘’Balasan keras oleh tangan para tentara Soleimani akan mereka rasakan,’’ kata Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber saat berada di Kerman. Pemerintah Iran menyerukan kepada warganya melakukan aksi massa pada Jumat ini saat pemakaman korban dilakukan.
Garda Revolusi menyatakan serangan ini aksi pengecut untuk mengacaukan keamanan Iran. Presiden Iran Ibrahim Raisi menyebut serangan bom ini kejahatan mengerikan dan manusiawi. Pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ali Khamenei, menyerukan pembalasan.
Hal lebih detail motif serangan belum diketahui dengan terang benderang. Namun, Aaron Zelin, pakar di Washington Institute for Near East Policy, menyatakan tak kaget serangan dilakukan cabang ISIS berbasis di negara tetangga Iran, Afghanistan.
Mereka dikenal dengan sebutan ISIS Khorasan atau ISIS-K. Teheran, jelas dia, menuding ISIS-K berada di balik berbagai serangan dalam kurun lima tahun terakhir. Ia menambahkan, ISIS selama bertahun-tahun mengancam Iran.
Penyergapan yang dilakukan Taliban yang kini memerintah Afghanistan melemahkan kekuatan ISIS-K. Ini memaksa sejumlah anggota ISIS-K pindah ke negara lain. Namun, menurut sejumlah pejabat AS, kelompok ini masih terus melakukan operasi di luar Afghanistan.
‘’Meningkatnya fokus ISIS-K pada serangan eksternal mungkin perkembangan yang harus mendapatkan perhatian,’’ demikian laporan US National Counterterrorism Center yang dirilis Agustus 2023. AS juga telah membantah keterlibatannya dalam serangan Rabu itu.
Mereka juga meyakini sekutu dekat mereka, Israel, tak terlibat dalam serangan bom itu. Menurut AS, ledakan bom di Kerman merupakan serangan teroris yang terindikasi dari serangan-serangan sebelumnya dilakukan oleh ISIS. (reuters/han)