REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan menjelaskan ada beberapa kontribusi Muslim terhadap pengembangan pertanian di Spanyol, termasuk pengenalan tanaman baru, penggunaan irigasi yang lebih intensif, pengelolaan tanah, dan upaya ilmiah dalam inovasi pertanian. Dampak pertanian dalam peradaban umat Islam masih terasa hingga saat ini.
Pada awal abad ke-9, sistem pertanian modern menjadi pusat kehidupan dan organisasi ekonomi di negeri-negeri Muslim. Kota-kota besar Islam di Timur Dekat, Afrika Utara dan Spanyol didukung oleh sistem pertanian yang rumit yang mencakup irigasi yang luas dan pengetahuan para ahli tentang metode pertanian paling maju di dunia.
Muslim memelihara kuda dan domba terbaik serta mengolah kebun buah-buahan dan kebun sayur terbaik. Umat Islam pada saat itu sudah tahu cara memberantas serangga hama, cara menggunakan pupuk, dan mereka ahli dalam mencangkok pohon serta menyilangkan tanaman untuk menghasilkan varietas baru.
Dilansir dari Muslim Heritage pada Jumat (5/1/2024), menurut Scott, sistem pertanian Muslim Spanyol khususnya, adalah yang paling rumit, paling ilmiah, dan paling sempurna yang pernah dirancang oleh kecerdikan manusia. Hal ini didukung oleh Glick ketika ia menguraikan dari berbagai sumber bahwa kaum Muslim memperkenalkan banyak transformasi.
Bukti lebih lanjut dari revolusi tanah dalam peradaban Islam adalah bahwa ketika di seluruh Eropa runtuh akibat perbudakan dan kerja paksa, tanah di bawah kekuasaan pemerintahan Islam diberikan kepada petani untuk mengolah tanah tersebut.
Joseph McCabe menyatakan...