REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menghadiri Syukuran Awal Tahun Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Grha Oikoumene, Jakarta. Dalam sambutannya, ia mengingatkan agar masyarakat tak mudah termakan hoaks yang berkaitan dengan pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Kita tidak akan termakan oleh berita hoaks dan hate speech yang semakin sering atau selalu muncul menjelang pemilu. Pemilu hanya terjadi setiap lima tahun, tapi Indonesia ini diproyeksikan ada untuk selamanya," ujar Mahfud di Grha Oikoumene, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Ia menjelaskan, pemilu hanyalah ajang untuk memilih wakil dan pemimpin baru masyarakat yang akan memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. Bukan perpecahan, justru ia menginginkan agar pesta demokrasi tersebut menjadi media untuk mengeratkan persaudaraan.
"Persaudaraan kita dan persahabatan kita, dan pertemanan kita tentu kita pertahankan sampai kita masing-masing mati," ujar Mahfud.
Adapun perbedaan merupakan bagian dari Indonesia yang terdiri dari lebih 17 ribu pulau dan 1.360 bahasa. Ia pun menyampaikan pesan salah satu gurunya, yang menyebut bahwa perbedaan adalah fitrah.
"Perbedaan itu fitroh, ndak bisa dilawan, tidak bisa ditawar, fitroh. Di manapun anda berada di situ akan timbul perbedaan, karena Tuhan kita adalah apapun yang telah menciptakan kita berbeda," ujar Mahfud.
Segala bentuk perbedaan jangan sampai menggerus nilai persaudaraan. Tak hanya pilihan politik, perbedaan agama, suku, dan ras juga harus melekatkan nilai persaudaraan kemanusiaan.
"Saudara sekalian, saling menghargai dan saling menghormati di antara kita harus diperkuat secara terus menerus. Rasa persatuan,dan persaudaraan harus terus diperkokoh," ujar Mahfud.
"Kebersamaan dan kebhinekaan harus diteguhkan, dengan demikian kita akan terhindar dari rasa curiga, apalagi sampai membenci. Curiga saja tidak boleh, apalagi membenci," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu.