Sabtu 06 Jan 2024 08:19 WIB

Jenazah Disholati Banyak Orang, Apakah Ini Salah Satu Ciri Husnul Khotimah? 

Setiap Muslim tentunya menginginkan meninggal dalam keadaan husnul khotimah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang melakukan sholat jenazah (ilustrasi).
Foto: AP/Umair Ali
Orang-orang melakukan sholat jenazah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim tentunya menginginkan meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Seperti apa ciri orang yang meninggal secara husnul khotimah? 

Abul Yazid Abu Zaid Al-Ajami alam buku Akidah Islam Menurut Empat Madzhab menjelaskan salah satu kisah mengenai teladan Imam Abu Hanifah. Yang mana ketika meninggal dunia, seluruh rakyat Baghdad melepas kepergian jenazah fakih asal Irak ini ke tempat peristirahatan terakhir.

Baca Juga

Sikap ahli fikih dalam membela kebenaran di jalan Allah merupakan faktor utama yang menyebabkan mereka tertimpa banyak sekali ujian dan cobaan. Cobaan datang dari tekanan dari penguasa hingga ragam hal, itulah yang sedikit banyak menimpa Imam Abu Hanifah. Namun demikian berkat pendirian dan kefakihannya, Imam Abu Hanifah tetap mempertahankan pendirian pandangannya. 

Sehingga tak heran, jumlah orang yang mensholati jenazah Imam Abu Hanifah mencapai 50 ribu orang. Konon, Abu Ja’far Al-Manshur sendiri mensholati jenazahnya di atas makam setelah dikubur.

Abu Zahrah menyatakan, tak ada satu orang pun yang tahu apakah Al-Manshur melakukan hal tersebut sebagai bentuk pengakuan atas nilai akhlak, agama, dan ketakwaan Abu Hanifah ataukah demi mencari simpati rakyat. Namun kemungkinan, dijelaskan, Al-Manshur menyatukan kedua kemungkinan itu sebab Imam Abu Hanifah memang merupakan sosok yang agung.

Sehingga dengan apa yang dilakukan Al-Manshur itu maka dapat menunjukkan betapa kewibawaan Imam Abu Hanifah sebagai seorang yang fakih benar adanya, beliau wafat husnul khotimah. Sehingga sosok seperti Al-Manshur yang merupakan khalifah kedua dari Bani Abbasiyah ini menunjukkan penghargaan sebenarnya kepada Imam Abu Hanifah.

Ujian bagi Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah mendapat ujian berbagai tipu daya oleh kalangan yang bersebrangan pendapat. Di samping itu dia juga kerap mendapat ujian dari para pemimpin dan khalifah karena bersebrangan dengan langkah politik yang diambil untuk rakyat.

Di era Bani Umayah, Imam Abu Hanifah mendapat ujian. Yakni saat kalangan Umawiyah merasa Imam Abu Hanifah bersikap loyal terhadap Alawiyin (para pengikut Sayyidina Ali bin Abi Thalib) karena Imam Abu Hanifah menyampaikan aib dan kezaliman-kezaliman penguasa Umawiyah.

Al-Makki menuturkan sebagai berikut, “Ibnu Hubairah menjabat sebagai gubernur Kufah di masa Bani Umayah. Saat itu muncul berbagai fitnah (penyimpangan) di Irak. Kemudian para ahli fikih Irak mengadakan perkumpulan, di antara mereka terdapat Ibnu Abi Laila, Ibnu Subrumah, dan Dawud bin Abu Hind.

Setelah itu mereka....

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement