REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) menyatakan kesiapan menjadi mitra pendistribusian bantuan pangan cadangan beras pemerintah (BP-CBP) di 20 provinsi dengan alokasi 13.415.219 penerima bantuan pangan (PBP).
Direktur Bisnis dan Kurir Logistik Pos Indonesia Tonggo Marbun optimis penyaluran di 20 provinsi akan berjalan lancar, tepat sasaran, tepat waktu, dan akuntabel.
“Alhamdulillah, kita sudah memulai penyaluran bantuan beras bulan Januari yang langsung di-launching oleh Bapak Presiden di Cilacap Rabu (3/1) lalu, dan di Banyumas, serta berlanjut di Tegal,” kata Tonggo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/1/2023).
Dalam penyaluran BP-CBP ini Pos Indonesia menyiapkan seluruh sumber daya termasuk memanfaatkan teknologi digital melalui aplikasi Pos Giro Cash (PGC).
Koordinasi Pos Indonesia dengan Bulog, lanjutnya, cadangan beras yang satuan 10 kg sudah siap disalurkan dan pihaknya sudah menyiapkan penyaluran untuk komunitas seperti ini di beberapa titik tertentu. Kemudian penyaluran di kantor pos dan ada beberapa case yang akan diantarkan ke rumah penerima langsung.
Pos Indonesia dalam mendistribusikan bantuan beras ini menerapkan teknologi digital berupa aplikasi Pos Giro Cash (PGC). Dengan menggunakan PGC, penerima yang telah mendapatkan bantuan dapat diketahui dari foto diri bersama dengan identitas yang dibawa yaitu KTP/KK (fitur face recognition).
PGC juga menyertakan geotagging, yaitu menyertakan lokasi penerima mendapatkan bantuan, sehingga dapat dilacak melalui peta.
Setelah seluruh proses terlaksana dengan baik, maka proses selanjutnya berupa pendokumentasian seluruh arsip ataupun dokumen akan dilakukan menggunakan aplikasi e-Filing.
Ini adalah aplikasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dokumen, penyimpanan dokumen hingga dapat diketahui progressnya menggunakan dashboard realtime. E-Filling bermanfaat untuk mendukung akuntabilitas penyaluran oleh Pos Indonesia, termasuk bukti (evidence) dokumen penyerahan secara digital.
Ketiga aplikasi yang digunakan tersebut dapat diakses oleh seluruh stakeholder dan progress-nya dapat dilihat melalui dashboard di ketiga aplikasi tersebut.
"Semua penyaluran bantuan dilakukan dengan aplikasi PGC dan dashboard, bisa diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Dengan menggunakan sistem PGC, kita memastikan penyaluran CBP tepat sasaran kepada penerima," katanya.
Kemudian, dalam pengangkutan beras dari gudang BULOG menuju ke lokasi penyerahan bantuan menggunakan aplikasi CBP di mana seluruh proses pemindahan dan pengangkutan beras dapat dilacak dan diketahui jumlahnya secara real time.
“Kita juga ada sistem aplikasi PGC yang dapat dimonitor secara langsung, real time, dashboard-nya. Kami sedang mengintegrasikan dengan sistem di Bulog sehingga bisa melihat progress secara langsung, real time, proses penyaluran dan kalau ada masalah bisa segera dieskalasi,” ujarnya.
Semua strategi penyaluran tersebut disiapkan termasuk untuk menuntaskan pendistribusian hingga ke daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal).
Tonggo menyatakan, pihaknya telah siap untuk menyalurkan bantuan pangan tersebut dan sudah melakukan antisipasi beberapa kendala seperti jadwal kapal reguler, faktor cuaca, ketersediaan tim sudah disiapkan dan membuat perencanaan penyaluran lebih awal sehingga kalau ada masalah bisa segera diselesaikan.
"Harapannya bisa selesai di 3T sesuai kapabiltas PT Pos selama ini,” katanya.