Sabtu 06 Jan 2024 09:45 WIB

Kegagapan Generasi X Jadi Tantangan Transformasi Digital ASN Kemenag

Media digital kini sudah masuk ke dalam ruang-ruang privat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi transformasi digital.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi transformasi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Menteri Agama RI Bidang Riset, Hasanuddin Ali, mengungkapkan tantangan terbesar dalam transformasi digital ASN Kemenay. Menurut dia, generasi X yang berasal dari dunia analog, masih gagap untuk bisa beradaptasi dengan teknologi digital.

“Seringkali gen x ini tergagap-gagap dalam melakukan aktivitas di dunia digital, ini menurut saya tantangan yang paling berat dan harus kita tangani,” ujar Hasanuddin saat menjadi narasumber dalam acara talkshow "Penguatan Kompetensi Digital" yang digelar di Jakarta, Jumat (5/1/2024). 

Baca Juga

Dia menekankan pentingnya dunia digital, karena sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini didominasi oleh generasi milenial dan gen Z. 

“Ketika kita bicara anak muda, maka di saat bersamaan kita harus bicara soal digitalisasi. Ketika kita bicara soal digitalisasi, maka di saat bersamaan kita juga harus bicara anak muda. Ini seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan,” ucap dia.

Hasanuddin menyebut bahwa media digital kini sudah masuk ke dalam ruang-ruang privat. Komunikasi-komunikasi di lingkungan terdekat, menurut dia, sudah mulai beralih dari komunikasi verbal ke komunikasi teks melalui WhatsApp dan media lainnya.

Lebih lanjut, dia menjelaska, data ASN muda di Kemenag cukup besar, yang usianya di bawah 39 tahun jumlahnya 13,5 persen. Menurut dia, jumlah ini menjadi modal kuat untuk melakukan akselerasi terhadap program Kemenag dan salah satu caranya adalah melalui digitalisasi. Karena itu, kata dia, Kemenag kemudian membangun aplikasi Pusaka Super Aps, pelatihan berbasis digital MOOC, dan lainnya.  

Narasumber lainnya, Kapus Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbangdiklat Kemenag, Mastuki menjelaskan, ASN Kemenag juga telah bergerak dalam penguatan layanan pelatihan melalui digital. 

Dia pun menyoroti perbedaan antar generasi dalam memanfaatkan layanan digital, dengan 72 persen dari ASN generasi X memanfaatkan MOOC. Mastuki juga menekankan pentingnya Digital Learning Center (DLC) yang memungkinkan diakses oleh berbagai generasi.

Dia mengatakan, usia ASN juga menentukan dalam pelaksanaan penguatan layanan pelatihan melalui digital itu. Menurut dia, yang memanfaatkan MOOC pintar itu adalah usia generasi X, generasi Z, dan sisanya generasi baby Boomer. 

“Ada gap yang cukup besar, tetapi ASN di Kemenag sangat antusias untuk memanfaatkan layanan-layanan digital itu,” ujar Mastuki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement