REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga saham Bank Mandiri naik 1,18 persen dari harga pembukaan ke harga Rp 6.425 per saham. Saat jam perdagangan berlangsung, saham berkode BMRI itu pun sempat menyentuh level tertinggi di harga Rp 6.475.
Dengan harga penutupan tersebut, saham BMRI telah mengantungi kenaikan 23,6 persen sejak stock split tahun lalu. Maka, kapitalisasi pasar BMRI ikut terdongkrak ke level Rp 599,67 triliun.
Posisi penutupan perdagangan pada Jumat menjadi rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH) baru BMRI usai stock split pada April 2023 lalu. Sebelumnya, harga saham BMRI sempat menyentuh ATH pada perdagangan Kamis (4/1/2023) kemarin setelah ditutup pada harga Rp 6.350 per lembar saham.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, kenaikan harga saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa ini, menjadi sinyal positif pergerakan pasar modal. Itu seiring optimisme pasar serta menjadi penanda berakhirnya era suku bunga tinggi.
Dikatakan, pencapaian rekor harga saham ini turut menjadi tolok ukur pertumbuhan kinerja BMRI pada akhir 2023. "Kenaikan saham Himbara terutama BMRI turut membuat IHSG berkinerja baik, dibanding bursa regional. Hal positif tersebut menambah kepercayaan investor global untuk masuk ke Pasar Modal Indonesia," tuturnya.
Sebagai gambaran, jika merujuk pada laporan keuangan pada November 2023, Bank Mandiri kembali melanjutkan kinerja yang positif bahkan melebihi ekspektasi pertumbuhan yang dipasang perseroan. Tercatat, pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara bank only per November 2023 telah mencapai 13,65 persen secara year on year (yoy) menembus Rp 1.046,05 triliun.
Pencapaian kredit ini praktis mendorong pertumbuhan aset perseroan secara bank only ke level Rp 1.628 triliun, naik 8,36 persen secara tahunan. Lalu dari sisi pendanaan bank berlogo pita emas ini masih mampu mencatat kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,06 persen secara yoy.
Meski tumbuh satu digit, kenaikan DPK Bank Mandiri didominasi oleh dana murah yakni giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 10,08 persen dan 7,21 persen pada November 2023. Ini menandakan, biaya dana Bank Mandiri semakin menurun, yang ditandai oleh kenaikan rasio dana murah (current account saving account/CASA) yang telah menyentuh level 79 persen secara bank only atau naik 191 basis poin (bps).
Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari inisiatif digital yang digalakkan Bank Mandiri dalam beberapa tahun terakhir. Livin’ by Mandiri, super app besutan Bank Mandiri pun telah diunduh 35 juta kali lebih hingga November 2023.
Selain itu, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri juga telah mencapai 21,6 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 2.900 triliun. Hal ini dapat menjadi amunisi bagi Bank Mandiri untuk mencetak profitabilitas yang positif.
Sebagai gambaran, sampai dengan akhir November 2023 total komisi/provisi/fee dan administrasi Bank Mandiri telah mencapai Rp 14,17 triliun atau tumbuh 10,29 persen dari periode satu tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,85 triliun. Kemudian, total pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Mandiri per November 2023 pun naik dua digit mencapai Rp 65,14 triliun pada 11 bulan pertama 2023.
Hasilnya, laba bersih Bank Mandiri secara bank only di bulan November 2023 tercatat sudah mencapai Rp 45,06 triliun atau naik signifikan 29,45 persen dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 34,81 triliun. Melihat itu, Kiswoyo Optimis BMRI bakal terus melanjutkan tren kenaikan harga sahamnya sepanjang tahun Naga Kayu. Ia memperkirakan, saham perseroan dapat menyentuh level 8.000-8.500 pada tahun ini.