Ahad 07 Jan 2024 16:45 WIB

Pendapatan Naik, Orang Asia Pasifik Diprediksi Tambah Belanja untuk Leisure

Hal ini menandai kembalinya pertumbuhan belanja barang ke level sebelum pandemi.

Liburan (Ilustrasi)
Foto: maxpixel
Liburan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mastercard Economics Institute (MEI) merilis laporan tahunan Menurut laporan Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities mengenai prospektif ekonomi tahun depan. Seiring dengan meredanya dampak ekonomi akibat pandemi pada 2024, konsumen di Asia Pasifik diharapkan akan dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran dari pendapatan mereka untuk pengeluaran yang lebih opsional, seperti perjalanan dan hiburan.

Ini merupakan perubahan dari periode 2022-2023, di mana inflasi tinggi menyebabkan barang-barang esensial seperti bahan makanan dan bahan bakar menghabiskan sebagian besar dari anggaran rumah tangga. Sehingga hanya sedikit anggaran yang tersisa untuk hal-hal yang diinginkan atau pengeluaran ekstra. 

Baca Juga

Pada 2024, pengeluaran konsumen di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. "Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan di restoran, meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara," ujar Chief Economist, Asia Pacific, Mastercard, David Mann.

Di tengah kondisi global yang rumit ini, Mastercard Economics Institute membantu klien menjelaskan kekuatan ekonomi makro hingga ke tingkat negara, kategori, atau bahkan skala perusahaan. Mastercard juga memberikan saran mengenai berbagai skenario yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap permintaan.

Mengindikasikan perubahan dalam permintaan, konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang di 2024 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menandai awal dari siklus baru yang akan mengembalikan pertumbuhan belanja barang ke level sebelum masa pandemi. Kondisi itu juga mengubah tren yang terjadi pada 2022-2023 ketika konsumen lebih memprioritaskan layanan seperti makan di luar dan perjalanan sebagai respons terhadap pembukaan ekonomi pasca pandemi. 

Pada 2024, peningkatan permintaan barang seperti barang-barang rumah tangga dan pakaian juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur Asia Pasifik, yang memiliki peran krusial dalam perekonomian global. Pergeseran ini akan mendorong keselarasan kinerja antara sektor manufaktur dan jasa di wilayah Asia Pasifik yang sebelumnya cenderung berlawanan arah karena sektor manufaktur mengalami perlambatan dan sektor jasa bertumbuh pesat pada 2023. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement