REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, pada saat debat ketiga, Ahad (7/1/2024) menyebutkan salah satu kekuatan posisi Indonesia di Laut China Selatan adalah dengan memonetisasi gas di Natuna.
"Untuk bisa mempertahankan posisi kita di LCS salah satunya kita harus segera mengelola gas terbesar di Natuna," kata Ganjar dalam debat, Ahad (7/1/2024).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji sempat menceritakan bahwa blok migas di Natuna menjadi harta karun cadangan gas Indonesia.
"Indonesia punya salah satu harta karun berupa gas alam di Natuna. Pemerintah berencana untuk dilelang," kata Tutuka Agustus silam.
Perlu diketahui, Blok East Natuna ini merupakan salah satu sumber penyimpan 'harta karun' raksasa karena memiliki sumber daya gas mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF), meski yang bisa dieksploitasi nantinya hanya sebesar 46 TCF karena mengandung karbon dioksida (CO2) cukup besar yakni mencapai 71 persen.
Jumlah sumber daya gas di Blok Natuna ini bahkan diperkirakan mencapai tiga kali lipat dari cadangan gas di Lapangan Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat dan Blok Masela, Maluku.