Ahad 07 Jan 2024 21:39 WIB

BNPB Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Teknologi modifikasi cuaca bertujuan mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah.

Red: Qommarria Rostanti
Mempersiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (ilustrasi). BNPB modifikasi cuaca untuk antisipasi bencana hidrometeorologi.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Mempersiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (ilustrasi). BNPB modifikasi cuaca untuk antisipasi bencana hidrometeorologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya memitigasi dan mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi basah pada awal 2024. Berdasarkan keterangan di Jakarta, Ahad (7/1/2024), BNPB melaksanakan langkah ini bersama lintas Kementerian/Lembaga (K/L) seperti BMKG, BRIN, Kementerian Perhubungan, TNI, Polri dan sektor lainnya sesuai hasil keputusan rapat koordinasi pada 21 Desember 2023.

Dalam rapat koordinasi lintas K/L tersebut, BMKG memberikan informasi prakiraan cuaca untuk awal 2024 yang berpotensi mengalami curah hujan sedang hingga sangat tinggi di Pulau Jawa dan wilayah lain di Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat itu kemudian mengirimkan surat rekomendasi kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto termasuk seluruh kepala daerah se-Pulau Jawa untuk segera melakukan antisipasi dan mitigasi bencana.

Adapun untuk pelaksanaannya, tim BNPB, BMKG, BRIN, Kemenhub dan TNI AU membentuk posko utama di Base Ops Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Bandara seluas 170 hektare itu dipilih mengingat lokasinya yang strategis untuk mencakup wilayah Banten, DKI Jakarta hingga Jawa Barat serta frekuensi penerbangan yang tidak terlalu padat sehingga tidak mengganggu lalu lintas udara.

Untuk pelaksanaan TMC diawali pada Rabu (3/1/2024) yakni dilakukan dengan dukungan pesawat Cessna 208 Caravan BNPB bernomor lambung PK-SNS yang dioperasikan PT Smart Cakrawala Aviation. Operasi TMC dilakukan sebanyak satu kali sorti selama 2 jam 18 menit dengan menaburkan Natrium Clorida (NaCl) atau garam dapur di langit wilayah Kabupaten Bandung bagian barat dan Kabupaten Sukabumi bagian utara.