REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak lama terseret masalah penganiayaan, anggota TNI kini kembali menjadi sorotan. Anggota TNI menjadi sorotan menyusul penemuan kendaraan bodong di Gudang Balkir (Gudbalkir) Pusziad (Pusat Zeni AD) di Sidoarjo.
Setidaknya tiga orang anggota TNI telah diperiksa. Tiga orang yang diperiksa di Pomdam V/Brw yaitu Kopda AS, Praka J, dan Mayor BPR.
Sebelumnya TNI menjadi sorotan menyusul aksi penganiayaan terhadap relawan capres tertentu. Enam orang anggota TNI ditetapkan sebagai tersangka. Alasan pelaku melakukan penganiayaan pun soal kendaraan. Yakni kemarahan terhadap relawan yang menggunakan knalpot brong dan dianggap telah membuat kebisingan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meminta publik tidak mengaitkan insiden penganiayaan relawan oleh beberapa prajurit dengan netralitas TNI.
Dia menegaskan apapun situasinya TNI tetap netral selama tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. “Tidak ada sangkut-pautnya dengan yang lain (netralitas TNI, red.). Ini murni karena anggota saya masih muda, jadi meresponnya begitu. Tetapi, dilihat dari perkembangannya sekarang larinya ke mana-mana,” kata Maruli saat diwawancara salah satu TV nasional minggu ini sebagaimana dikutip dari siaran resmi Dinas Penerangan TNI AD yang diakses di Jakarta, Ahad (7/1/2024).
Sementara dalam hal penemuan kendaraan bodong di gudang tentara, Pomdam juga telah melakukan penyidikan. Kapendam V/ Brawijaya, Kolonel Infanteri Rendra Dwi Ardhani memastikan, Polisi Militer Kodam (Pomdam) V/ Brawijaya masih melakukan proses penyidikan dan pendalaman terhadap oknum prajurit TNI AD yang diduga terlibat penggelapan kendaraan bermotor di Sidoarjo.
Ia mengungkapkan, sejauh ini ada tiga prajurit dari Pusat Zeni Angkatan Darat (Puziad) yang diperiksa terkait dugaan keterlibatan dalam kasus tersebut.