REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Kabupaten Boyolali memberikan dukungan kepada personel Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 408/Suhbrastha dalam menghadapi relawan Ganjar-Mahfud yang menggeber motor menggunakan knalpot brong dan diduga dalam keadaan mabuk.
GPK yang merupakan underbow Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merasa, personel TNI AD sudah tepat menindak pengendara yang menggeber motornya di depan Markas Kompi Senapan B Yonif Raider 408. Hal itu karena masyarakat yang selama ini terganggu dengan suara knalpot tersebut tidak berani bersuara.
Ketua GPK Kabupaten Boyolali, Zaenal Halimi mengatakan, dukungan yang diberikan adalah pemberian makanan tumpengan kepada personel yang berjaga di Markas Yonif 408. Selain itu, pihaknya juga mengirim karangan bunga sebagai bentuk apresiasi TNI AD menindak perilaku relawan capres yang bertingkat seperti preman.
"GPK Boyolali menilai apa yang terjadi di depan mMarkas Yonif 408 merupakan reaksi atas aksi yang meresahkan dari relawan pendukung Ganjar-Mahfud," ucap Zaenal kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Yang membuat Zaenal miris, beredar video bahwa sebelum peserta aksi melakukan geber knalpot brong untuk ikut kampanye capres Ganjar Pranowo di Boyolali, para pendukung itu juga mengonsumsi ciu atau minum minuman keras (miras) tradisional. Sehingga, ketika mereka berkendara di jalanan, sudah pasti di bawah pengaruh alkohol.
"Untuk itu, GPK bisa memaklumi sikap spontanitas yang dilakukan oleh TNI di Yonif 408, karena tidak hanya TNI yang terganggu, tetapi juga masyarakat umum," ujar Zaenal.
Dia menegaskan, GPK Boyolali memandang objek kejadian antara TNI dan relawan Ganjar-Mahfud tersebut berada di depan area militer. Karena bising suara knalpot, menurut Zaenal, para prajurit di dalam barak itu pun akhirnya keluar karena terganggu hilir mudik peserta kampanye yang jelas-jelas melanggar aturan lalu lintas.
"Meskipun secara struktural GPK merupakan anak organisasi dari PPP yang juga mengusung Ganjar-Mahfud. Tetapi realita di lapangan memang dari pihak TNI tidak bisa disalahkan begitu juga," ucap Zaenal.
GPK pun mengajak semua masyarakat untuk tidak terus-menerus menyudutkan TNI. Apalagi, sudah enam prajurit yang dijadikan tersangka dan ditahan. Zaenal menganggap, apa yang menimpa prajurit tidak adil. Dia mendorong aparat untuk juga mengusut pelanggaran yang dilakukan relawan Ganjar-mahfu.
"Dan kalau mau adil, semua pihak juga diusut tidak hanya dari TNI saja. Karena apa yang dilakukan oleh pendukung Ganjar-Mahfud cenderung membuat keonaran di masyarakat," kata Zaenal.
KSAD tegaskan TNI netral...