Senin 08 Jan 2024 12:03 WIB

Memasuki 2024, Posisi Cadangan Devisa Indonesia Naik

Kenaikan dipengaruhi penerimaan pajak dan jasa, dan penarikan pinjaman luar negeri.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Pada Desember 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 146,4 miliar dolar AS.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Pada Desember 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 146,4 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Memasuki 2024, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia terkini. Berdasarkan data terakhir pada Desember 2023, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 146,4 miliar dolar AS. 

“Cadangan devisa ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 sebesar 138,1 miliar dolar AS,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam pernyataan tertulisnya, Senin (8/1/2024). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa. Selain itu juga dipengaruhi penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. 

Erwin menambahkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. 

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” jelas Erwin. 

Ke depan, Erwin memastikan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai. Selain itu juga didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemrintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement