Senin 08 Jan 2024 14:38 WIB

Saling Serang Prabowo dan Anies Soal Etika, Siapa Pantas Bicara Etik?

Prabowo menilai Anies tak pantas bicara etika.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) beradu gagasan dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republiika/Putra M Akbar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan) beradu gagasan dengan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Prabowo Subianto dan Capres Anies Baswedan saling serang soal etik. Anies mempertanyakan kondisi kepemimpinan Prabowo selama menjabat menteri pertahanan (menhan) atas keberadaan perusahaan-perusahaan orang dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), sampai dengan keberadaan food estate, dan cawapres yang terang hasil dari pelanggaran etik. Namun Prabowo membalas Anies yang dinilai tak pantas bicara etik.

Saling serang soal etik antara Prabowo, dan Anies ini terjadi saat debat putaran ketiga Pilpres 2024 di Jakarta, Ahad (7/1/2024). Dalam sesi debat tanya-jawab, Anies menanyakan kepada Prabowo perihal hubungan antara etika pemimpin, dengan kemampuan dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara.
 
“Saya ingin sampaikan kepada Bapak (Prabowo), apa hubungan antara standar etika seorang pemimpin negara, dengan kemampuannya dalam menjaga pertahanan, keamanan, dan kedaulatan negara?,” tanya Anies.
 
Prabowo, pun menjawab pertanyaan rival politiknya itu dengan pendapat yang lebih harus mencintai tanah air. “Kedua adalah kejujuran, ketiga kebersihan yang Bapak (Anies) bolak-balik ngomong, harus memberikan contoh, tidak boleh korupsi, dengan bentuk apapun,” jawab Prabowo.
 
Prabowo, pun setuju dengan pendapat Anies yang menebalkan adanya hubungan antara kepemimpinan dan nilai-nilai etika. “Saya sependapat harus ada kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai. Jadi hubungan dengan etika, itu benar. Iya, kita harus beretika yang benar, jujur, apa yang dikatakan itu yang ada di hati kita. Jangan lain di mulut, lain di hati, dan harus cinta Tanah Air,” begitu kata Prabowo.
 
Namun adu mulut tentang etik antara Prabowo, dan Anies itu terjadi ketika sesi tanya jawab itu berujung pada permintaan panelis agar Capres 01 memberikan tanggapan atas jawaban Capres 02 itu.
 
Anies mengungkapkan, bahwa dalam praktik dan kenyataannya, di lingkungan Kemenhan yang Prabowo menjadi menhan selama ini, ada banyak orang-orang yang memiliki perusahaan-perusahaan yang turut ambil bagian dalam bisnis persenjataan dan alutsista. Bahkan Anies, pun menyindir Prabowo soal program food estate yang menjadikan orang-orang di Kemenhan sendiri sebagai pengelola.
 
Pun Anies menambah sindirannya kepada Prabowo yang menggaet Gibran Rakabuming, putra Presiden Joko Widodo (Jokow) sebagai cawapres yang terang dinyatakan sebagai produk politik yang gagal etik.
 
“Kenyataannya Pak, selama Bapak memimpin di Kementerian Pertahanan, banyak orang dalam pengadaan alutsista. PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia Defence Security. Lalu orang dalam pengelolaan food estate, lalu ada kejadian-kejadian di mana semua kita menyaksikan ketika ada pelanggaran etika, dan Bapak tetap terus dengan cawapres yang melanggar etika,” kata Anies.
 
“Artinya ada kompromi atas standar etika, standar etika, ini fakta,” kata Anies.
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement